Bahan Bakar Minyak (BBM)merupakan salah satu hasil dari pemamfaatan sumber daya alam minyak bumi dan gas alam (Gas Bumi).
Bahan Bakar Minyak (BBM) ini berfungsi menyuplai beberapa keperluan masyarakat salah satunya ialah bahan bakar untuk transportasi.
Kabar penghapusan produk bahan bakar minyak (BBM) pertamina jenis peremium dan pertalite kini ramai dibahas dan didemonstrasikan di kalangan mahasiswa dan elemen lainnya, BBM beroktan 88 dan 90 ini sedang dalam kondisi terancam.
Pasalnya dalam postingan Kementerian ESDM Dirjen minyak dan gas bumi (selasa 21/12/21) dikatakan bahwa pemerintah berusaha terus berupaya memperbaiki kondisi lingkungan dengan mendorong penggunaan BBM yang ramah lingkungan.
Kebijakan yang dikeluarkan ini menjadi kontraversi di kalangan masyarakat pasalnya kalangan masyarakat menengah kebawa masih sangat membutuhkan bahan bakar minyak jenis peremium dan pertalite ini dengan beberapa pertimbangan salah satunya harga yang terjangkau.
Selain itu penghapusan BBM jenis premium dan pertalite dengan dalih mencemari lingkungan saya pikir ini bukanla landasan yang kuat untuk dijadikan alasan karena ketika kita berbicara soal mencemari lingkungan, polusi kendaraan yang kemudian dihasilkan tidak seberapa mencemari lingkungan dibandingkan polusi yang dihasilkan perusahaan- perusahaan tambang di seluruh penjuru Indonesia yang sampai pada saat ini masih terus beroperasi .
Kebijakan ini tentunya juga akan berdampak pada kalangan petani,supir angkot,tukang ojek dan lainnya , dengan dihapusnya premium dan pertalite akan mempengaruhi ekonomi masyarakat kalangan menengah kebawah karena mereka digiring untuk membeli BBM yang harganya mahal untuk keperluan menggarap sawah di kalangan petani , keperluan mencari penumpang bagi supir-supir angkot dan tukang ojek,tentunya tarif kendaraan juga akan ikut naik dan ini berdampak pada masyarakat yang kesehariannya menggunakan jasa angkutan umum, ini menjadi tanda tanyak betulka penghapusan BBM jenis peremium dan pertalite karena dalih mencemari lingkungan ?
Apa lagi sekarang kita masih dibelenggu oleh pandemi ,ekonomi masyarakat turun drastis lalu kemudian kebijakan yang muncul justru semakin menekan prekonomian masyarakat kalangan menengah kebawah dengan mau tidak mau harus membeli BBM yang harganya mahal untuk keperluannya, masihka pemerintah memikirkan hal ini nasib rakyatnya ?
Dari beberapa pertimbangan di atas saya pribadi kurang setuju soal penghapusan BBM jenis premium dan pertalite dengan menawarkan solusi diantaranya jika penghapusan BBM ini dikarenakan mencemari lingkungan maka kita bisa terapkan hari bersepeda , penerapan ganjil genap untuk mengurangi kendaraan yang beroperasi dan polusi yang dihasilkan.
Kemudian ketika BBM jenis premium dan pertalite dihapuskan apakah ada solusi yang ditawarkan oleh pemerintah? paling tidak kami meminta supaya BBM yang dianjurkan untuk digunakan itu disubsidi supaya mengurangi beban ekonomi masyarakat kalangan menengah kebawah.
Oleh :
Haedir
(Anggota Devisi Aksi SKB VIII PIKOM IMM FISIP UNISMUH Makassar)
(Departemen Bidang Lingkungan Hidup dan Agraria Maritim LHAM PIKOM IMM FISIP UNISMUH Makassar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar