Sabtu, 25 November 2023

Literasi Feminisme Sebagai Langkah Memahami Self Mental Perempuan Dan Mengantisipasi Kekerasan Terhadap Perempuan

Feminisme merupakan gerakan sosial dan politik yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan hak, tanggung jawab, dan peluang antara pria dan wanita. Ini melibatkan penolakan terhadap diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan advokasi untuk hak-hak perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Namun, perlu diketahui bahwasanya fenomena sosial. Feminisme juga mengubah norma-norma yang mendukung atau membenarkan kekerasan terhadap perempuan dan memperlihatkan lingkungan yang aman dan setara antara Feminim dan juga Maskulin.

Dengan Memahami self mental perempuan melalui literasi feminisme menjadi salah satu langkah yang krusial dalam mengantisipasi kekerasan terhadap perempuan. Literasi tersebut tidak hanya memberikan wawasan mengenai ketidaksetaraan gender, tetapi juga mengajak perempuan untuk memahami hak-hak mereka secara mendalam. Dengan pemahaman literasi feminisme, perempuan dapat mengetahui persoalan terkait patriarki yang dapat merusak kesejahteraan mental perempuan.

Feminisme juga memberikan ruang bagi perempuan untuk mengeksplorasi dan memahami nilai-nilai diri di luar norma-norma gender yang konvensional. Dengan adannya pemahaman terkait konsep kesetaraan, kita dapat membangun kepercayaan diri dan mengatasi stereotip yang dapat merugikan mental tersebut. Selain itu, literasi feminisme juga mendorong perempuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis terhadap norma sosial yang mungkin menciptakan tekanan atau merendahkan martabat perempuan.

Sehingga pentingnya literasi feminisme juga terletak pada pemberdayaan perempuan untuk menentang dan menghindari situasi yang dapat mengarah pada kekerasan. Dengan memahami hak hak tersebut, kita sebagai perempuan dapat lebih mudah mengidentifikasi perilaku yang bersifat merendahkan atau mengancam, serta membangun mekanisme pertahanan diri yang efektif. Selain itu, literasi juga dapat menjadi jalan untuk membangun solidaritas di antara perempuan, menciptakan jaringan dukungan yang kuat untuk mengatasi berbagai bentuk kekerasan.

Namun, perlu diketahui juga bahwasannya literasi feminisme bukan hanya menjadi tanggung jawab seorang perempuan saja. Namun, konsep pendidikan ini juga penting bagi laki-laki dan masyarakat secara keseluruhan agar dapat bersama sama mengubah budaya yang mendukung ketidaksetaraan dan kekerasan. Dengan demikian, memahami self mental perempuan melalui literasi feminisme tidak hanya menjadi langkah preventif, tetapi juga merupakan langkah proaktif untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan aman bagi semua.

Hari Anti Kekerasan Perempuan menjadi momentum penting untuk menyuarakan penolakan terhadap segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan Hari Anti Kekerasan Perempuan bukan hanya wacana atau seremoni semata, tetapi panggilan untuk bersatu melawan ketidakadilan gender, menciptakan perubahan nyata, dan memastikan bahwa setiap perempuan berhak untuk hidup dengan aman dan bebas tanpa harus takut menjadi korban kekerasan.


Penulis : Sulfika (Kader PIKOM IMM FISIP UNISMUH Makassar)

Sabtu, 04 November 2023

Konflik Israel-Palestina : Anarkisme Mahasiswa Terhadap Produk Israel

 Konflik Israel dengan Palestina menimbulkan gelombang protes di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu bentuk protes yang dilakukan masyarakat yaitu aksi boikot terhadap berbagai produk yang berkaitan dengan Negara Israel.

Ini terjadi menyusul gempuran Israel ke Palestina yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 lalu. Setidaknya, 8.796 warga Gaza tewas dalam kejahatan kemanusiaan tersebut, di mana sebagian besar korban adalah anak-anak dan perempuan. Di lain sisi, korban tewas di pihak Israel mencapai 1.400 orang.

Maksud dari aksi boikot yang dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan menutup atau tidak menerima barang-barang impor dari luar negeri terutama produk-produk dari israel dengan maksud melakukan pembelaan terhadap Palestina. Namun banyak mahasiswa yang memboikot produk tersebut dengan melakukan aksi demonstrasi yang seharusnya tidak dilakukan secara ilegal.

Seperti mahasiswa di indonesia yang mengelar aksi demonstrasi secara ilegal terhadap produk KFC yang mengakibatkan banyak fasilitas-fasilitas rusak dikarenakan dari Aksi mereka yang berkesan Anarkis.

Namun, perlu diketahui bahwasannya tindakan tersebut tidak semestinya harus dilakukan secara ilegal mengingat karyawan-karyawan yang bekerja di restoran KFC merupakan warga Indonesia itu sendiri. 

Sementara itu, Ketika kita berfikir secara mendalam terkait adanya aksi memboikot produk produk dari luar negeri tentu Indonesia itu sendiri telah mengalami kerugian saham, namun disini berbicara terkait gerakan kemanusiaan yang tidak bisa diukur dalam bentuk apapun.

Menggelar aksi demonstrasi secara ilegal bukanlah tindakan yang tepat apatahlagi di negara kita sendiri (Indonesia) dapat di bicarakan secara baik-baik agar tidak terjadi aksi yang tak terduga. Sebagai negara yang demokrasi dan sebagai seorang insan yang memiliki akal dan pikiran tentu kita harus melihat situasi dan kondisi kepada siapa kita melakukan hal yang tidak senonoh tersebut. 

Terkait serangan Israel terhadap Palestina sudah menjadi kewajiban seluruh warga dunia terkhususnya warga Indonesia untuk melakukan pembelaan kewajiban kemanusian terhadap palestina.

Aksi pembelaan yang seharusnya dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat di Indonesia ialah dengan mengulurkan bantuannya untuk diberikan kepada keluarga kita di Palestina. Mulai dari baju, makanan, uang dan lain sebagainya.



Oleh :

Sulfika (Sekretaris Devisi Kajian SKB X)



Perempuan dalam Budaya Patriarki dan Pengaruh Betty Friedan serta Feminisme Gelombang Kedua

Budaya patriarki adalah suatu struktur sosial yang memberikan kekuasaan utama untuk laki-laki dan menetapkan perempuan dalam posisi subordin...