Mendengar tanggal 22 di penghujung tahun merupakan pesta sederhana yang di berikan pada perempuan-perempuan yang telah mendapatkan gelar ke 4 dalam Kehidupannya, Kata Ibu terdengar familiar namun sangat istimewa dalam kehidupan siapapun itu, sebab Ibu adalah Rumah didik pertama dan utama bagi anak-anak dan turunannya. Sehingga sosok perempuan tidak hanya wajib belajar tapi juga harus mampu memiliki nilai-nilai, moral, dan pengetahuan dasar untuk regenerasi kehidupan yang di lahirkan. Tanggungan seorang perempuan yang telah menikah terikat pada siklus merawat dan membesarkan anak-anak dengan penuh kasih sayang dan perhatian juga sebagai sumber inspirasi dan motivasi bagi anak-anaknya untuk mencapai cita-cita dan impian. Dimana Seorang perempuan yang bergelar “Ibu” harus selalu siap mendengarkan dan menenangkan anak-anaknya dalam kesulitan.
Dari kehidupan yang di alami seorang laki-laki perempuan di lahirkan dalam 4 fase diantaranya : dilahirkan sebagai seorang perempuan, dilahirkan sebagai seorang anak, dilahirkan sebagai seorang istri serta dilahirkan sebagai seorang “Ibu” dari 4 kelahiran tersebut masing-masing memiliki tekanan dan tuntutan hidup didalamnya yang tak lain untuk menghadirkan kehidupan yang sesuai ajaran yang ada. Terkadang pun sesekali ketika kita perhatikan begitu banyaknya Kelebihan dari seorang perempuan dengan gelar “ibu” namun mereka hanya berdiri menjalankan hidup dalam selembar kertas yang usang dan dipulihkan kembali dalam kehidupan, pengorbanan, rasa sabar dan kebijaksanaannya di ramu jadi satu kesatuan untuk memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai Sumber Kehidupan, Pembentuk Karakter, Penghubung Keluarga dan sebagai Teladan bagi anak-anaknya.
Peran Ibu dalam Masyarakat Ibu berperan dalam mendidik masyarakat tentang nilai-nilai dan moral, sehingga peran di rana sosial juga melibatkan seorang perempuan sebagai penggerak sosial untuk kemajuan masyarakat, pengembang kreativitas dan inovasi. Dimasa Modern seorang Perempuan tidak akan pernah terlepas dari perannya dalam menyeimbangkan kesehariannya sebagai anak, ibu, istri dan pekerja. Proses tersebut tidaklah mudah untuk di jalankan, terkadang beberapa di antara mereka akan merasakan dan menghadapi tekanan, kesulitan guna berdiri dalam mempertahankan identitas dan keunikan mereka sebagai anugerah kehidupan.
Tak ayal setiap masa begitu banyak kelalaian, kejahatan dan perilaku tak senonoh yang mengaitkan kaum perempuan juga seorang ibu, dimana terdapat 338.496 kasus kekerasan berbasis gender terhadap perempuan (KBGTP 2021) dan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga dalam tahapan tersebut mereka menjadi sorotan khalayak Publik dan tidak mendapatkan ruang dengan baik sedangkan mereka adalah sumber kasih yang luas selama ini. Meskipun demikian posisi benar dan salah akan terus di perebutkan ketika pengaruh posisi masih menjadi hal utama di setiap pikiran seseorang, namun ketika gelap sudah menjabar di atas putih maka putusan wajib tertuang dengan hukum yang sah dan adil, Maka dari itu mari kita bersama saling merangkul dan bergandengan menyuarakan sorakan adil untuk ketidakadilan itu bagi setiap perempuan-perempuan dan Ibu mendapatkan hak di hormati dan di kasihi sebab sosok merekalah yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Mereka adalah pusara cinta, kasih sayang, dan pengorbanan tanpa batas dimana tidak akan berkurang derajat diri manusia ketika ia mengulurkan tangan untuk menghargai dan menghormati satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar