Selasa, 09 Juli 2019

Titah Langit yang Terlupakan

Iqra’! Titah Langit yang Terlupakan
Oleh : IMMawan Risman (Presiden Kopi)

Iqra’ (Bacalah)!  Itulah perintah langit yang pertama. Kurang lebih 14 Abad yang lalu, turunlah Malaikat Jibril AS ke bumi menemui Rasulullah SAW, dengan maksud menyampaikan perintah pertama.  Bukankah perintah  pertama yang mengajak kita berfikir ialah perintah agung, yang menjadi permulaan wahyu yang turun kepada Rasulullah SAW, yakni kalimat “Bacalah!”
Bisa saja perintah yang pertama kali turun dimulai dengan perintah yang lain selain kalimat tersebut. Akan tetapi Al-Qur’an yang tidak ada keraguan di dalamnya ini dimulai dengan kalimat “Bacalah!”. Padahal, Rasulullah adalah seorang yang ummi (tidak bisa membaca). Walaupun beliau juga memiliki ribuan keutamaan dan akhlak mulia, sehingga sebenarnya bisa saja Al-Qur’an memulai dengan membicarakan masalah akhlak Rasulullah. Tetapi wahyu yang turun kepada penutup para rasul itu dimulai dengan menggunakan kalimat perintah yang jelas to the point. 
Dalam sejarah peradaban umat manusia, umat Islam dengan kesadaran dan segala bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya pernah berjaya menguasai 2/3 belahan bumi (750-1258 M) dikarenakan oleh spirit intelektualitas, spirit literasi yang yang dibangun dari kesadaran akan perintah membaca. Yah! Kesadaran, kesadaran membaca segala aspek sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang luar biasa yang diakui oleh seluruh umat di dunia. Salah satu bukti akan kesadaran literasi membaca saat itu ialah berdirinya Baitu Hikmah yang merupakan perputakaan terbesar dan terlengkap dari seluruh dunia.
Namun seiring bergulirnya waktu, bergantinya jaman umat Islam mulai cenderumg meninggalkan bahkan melupakan kunci kejayaan suatu peradaban yang diperintahkan “Iqra’ (Bacalah!)”. Hingga terhegemoni oleh produk Globalisasi dan Modernisasi hingga Westernisasi yang berefek degradasi moral serta penafian segala aspek sosial. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui presentasi rata-rata baca manusia di seluruh dunia, hasilnya menyatakan bahwa presentase rata-rata bacaan perorang di Jepang adalah 40 buku dalam setahun dan presentasi rata-rata bacaan  perorang di Eropa adalah 10 dalam setahun. Adapun di Dunia Arab adalah sepersepuluh buku dalam setahun. Lantas bagaimana dengan Indonesia?. Dalam hasil penelitia UNESCO, Indonesia adalah negara dengan nomor urut ke 60 dari 61 negara dilihat dari tingkan minat  membaca masyarakatnya. Negara yang notabenenya merupakan penduduk muslim terbesar di dunia pun tidak bisa menfilter dan sangat terbebani  oleh pengaruh Westernisasi tersebut. Bahkan . Ini semua dikarenakan kita melupaka perintah pertama tuhan “Iqra’ (Bacalah!)”.
Sekiranya umat Islam sadar dan kembali bersungguh-sungguh mengamalkan perintah pertama tuhan “Iqra” (Membaca)” maka yakin dan percaya umat Islam akan kembali menguasai dunia dengan peradaban yang mulia.
Dengan kesadaran dan keimanan serta semangat sebagai khalifah pelanjut perdaban di muka bumi. Maka, sudah semestinya kita amalkan dan menegakkan kembali budaya literasi membaca.Mulai dari diri sendiri, keluarga, sahabat sampai umat Islam secara keseluruhan.
“MAN JADDA WA JADDA”
“Bacalah dengan menyebut nama Rabb-mu yang menciptakan”
Fastabiqul Khairat.

#SayaKader
#KomunitasPecintaIlmu(KOPI)
(Tulisan dimuat dimajalah komisyariat, ketika masih menjadi depertement Keilmuan Pikom IMM Fisip 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perempuan dalam Budaya Patriarki dan Pengaruh Betty Friedan serta Feminisme Gelombang Kedua

Budaya patriarki adalah suatu struktur sosial yang memberikan kekuasaan utama untuk laki-laki dan menetapkan perempuan dalam posisi subordin...