Senin, 30 Maret 2020

IMM Perantara Hidayahku

IMM PERANTARA HIDAYAH KU
Karya : IMMawati Selfi Marindang

IMMKU...
Darimu ketemukan jalan hidup yang damai dalam hati
Tertera jelas di dalam memori ku segala fenomena yang terjadi
Dahulunya Diri dan sukma  ini seakan terbius oleh fana dunia
Jiwa, raga dan waktu enggan beranjak untuk meninggalkannya

IMMKU...
Mengingat akan masa lalu membuat hati  ini tersayat olehnya
Maksiat, dosa, hanya di anggap hal biasa yang tidak perna ada
Namun bersama mu IMM aku merasakan sang khaliq bersamaku
Nama Nya selalu terngiang dalam benakku memberikan kesejukan

RABB... terima kasih atas hidayah yang kau berikan kepadaku
Menghadirkan IMM sebagai perantaraku menjemput hidayahmu
Memberikan pelipur lara yang luar biasa atas ilmu agamamu
Jadikan aku menjadi seorang yang akan selalu bersyukur kepadamu
                                                                             

Polman, 27 maret 2020

Sabtu, 28 Maret 2020

Covid-19 (Tak Memandang Kepada siapa ia bermukim, Rindu pun Demikian Bukan?)

Covid-19
(Tak Memandang Kepada siapa ia bermukim, Rindu pun Demikian Bukan?)
Oleh IMMawati Asrini


Jauh dari hiruk pikuk perkotaan,
Tentunya tak terlalu gelisah atas diskursus Covid-19 (Virus Corona) yang sedang naik daunnya saat ini untuk jadi topik perbincangan seseantero.
Berbedalah kiranya Atmosfer Perkotaan dengan Pedesaan, apatahlagi di pelosok ataukah bermukim di pedalaman yang jauh dari keramaian. Kekhawatiran masyarakat pedesaan tentulah tak sekhawatir Masyarakat perkotaan saat ini, yang sedang bertarung melawan virus Corona. 
Alih-alih, Pandemi Virus Corona atau akrab disebut dengan nama Covid-19 ini, untuk bermukim di tubuh manusia, Tak memandang Usia dini, muda ataukah Tua, sesiapapun akan menjadi sasarannya, Masyarakat yang tinggal diperkotaan ataukah di pedesaan. 
Itulah yang sekiranya "Kegelisahan" yang dirasakan oleh masyarakat pedesaan kali ini.

Bagaimana tidak?
Proses penyebaran Pandemi covid 19 ini dari tubuh manusia yang satu dengan yang lainnya tak menghitum jam, menit ataukah detik sekalipun. Bukan hanya itu saja, Tenaga Kesehatan, pun fasilitas dan segala perangkat yang dibutuhkan tak cukup memadai. Karena jauh dari keramaian kota, dan bermukim di sebuah desa yang cukup pedalaman, Tentunya Tim medis ataukah RS umum, puskesmas, jarang dijumpai. Pun sebagian Masyarakat yang tak tahu menahu mengenai virus ini, hanya menganggap hal ini biasa-biasa saja.

Nah, Untuk mengantisipasi proses penyebaran virus ini, tentunya ada beberapa solusi yang digalakkan oleh pemerintah, diantaranya Social distening, dan yang tak kalah membomingnya ialah #Rumahaja, himbauan untuk melakukan aktivitas cukup di rumah saja. Ada yang melaksanakan dan ada pula yang tak mengindahkan nya, karena tuntutan ekonomi yang memaksa untuk senantiasa bekerja diluar rumah dan berhubungan dengan khalayak, apatahlagi masyarakat yang tinggal di desa dengan profesi pekerjaan yang mendominasi untuk kerja di luar rumah.

Masih ingat akan pesan dari pak DR.M. IQBAL SUHAEB, SE., MT salah satu PJ Walikota Makassar , yang mengatakan bahwa ;
 "Jangki dulu pulang Kampung, anda tidak tau, anda membawa virus atau tidak , dalam perjalanan pulang anda terpapar virus atau tidak. Lindungi orang tua'ta, dan keluarga ta di kampung halaman".

Rindu memang selalu menghampiri bagi jejiwa perantau yang jauh dari sanak keluarga dan Kampung Halamannya. Dan Pulang adalah Tanggung Jawab yang harus dituntaskan sebagai bentuk manifestasi dari terwujudnya titik temu itu. Namun dengan kondisi dan situasi seperti ini, sekiranya pulang adalah bukan satu-satunya solusi untuk mengentaskan Rindu itu. Banyak cara yang bisa dilakukan dengan di era yang serba canggih nan tekhnologi sekarang. 

Demi Keselamatan bersama, Saling bahu membahu penting kiranya untuk dilakukan oleh semua elemen, tak hanya pihak pemerintah saja.Jikalaupun kita tak cukup finansial dan tenaga untuk membantu pemerintah dalam mengentaskan persoalan ini, minimal Kesadaran untuk saling menjaga dan mengurungkan niat untuk berpulang ke kampung Halaman demi terputusnya mata rantai dari pendemi virus, itu sekiranya pun jua penting tuk dilakukan.Terkadang perbuatan kecil yang dilakukan mampu menyelamatkan jutaan jiwa manusia.
Muasal yang berbeda namun Muara tetap sama.
Masing-masing dari kita sedang berusaha dan berjuang di tempat yang berbeda namun menghentikan proses penyebaran pandemi covid - 19 tetap menjadi sasaran utama.

Jangan Panik, Namun tetap Waspada.

Studi kasus; Desa Binuang, Kab. Bone.

Kamis, 19 Maret 2020


"IMMawati ku Amanah ku"

Aku tahu kau IMMawati karena aku tahu kau berIMM
Tapi aku tidak tahu apakah kau betul-betul IMMawati?
Perempuan tangguh milik IMM

Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan tentang IMMawati
Yang aku tahu adalah yang kau pikirkan IMMawati adalah sebuah gelar untuk putri IMM 
Aku tidak tahu apa yang kau lakukan untuk IMMawati tapi yang ku tahu adalah kau selalu hadir dalam rumah kita IMM

Aku tahu kau IMMawati  tapi yang aku tak tahu apakah kau datang dan pergi dengan memberi manfaat.

Tahukah kau wahai IMMawatiku bahwa IMMawati adalah do'a dibalik sebuah nama  dan amanah yang harus dijaga, amanah yang harus disyukuri. Tidak sadarkah kau setiap orang mendo'akanmu

Aku tahu kau yang dipilih untuk amanah itu, kalau bukan kau yang dipilih belum tentu kau ku sebut IMMawati 
Tahukah kau, bahwa kau punya amanah yang berat yang harus kau jalani? Bahwa IMMawati sebagai basis gerakan perempuan, IMMawati sebagai penguat nilai-nilai Ke-Islaman, IMMawati sebagai penguat pilar-pilar bangsa.

Sudahkah kita menyadari apakah sudah menjalani  amanah dengan baik??sudahkah kita menyadari, apakah keberadaan kita sudah  memberikan manfaat untuk persyerikatan??
Sebuah refleksi antara saya dan anda semua

Dari IMMawati untuk IMMawati


Yuk Berfastabiiqul khairats. 😊😊💪💪.
#IMM-FISIP-RESPONSIF
#IMM-MAKASSAR-MADANI

Perempuan dalam Budaya Patriarki dan Pengaruh Betty Friedan serta Feminisme Gelombang Kedua

Budaya patriarki adalah suatu struktur sosial yang memberikan kekuasaan utama untuk laki-laki dan menetapkan perempuan dalam posisi subordin...