Sabtu, 19 Februari 2022

PRINSIP KEADILAN SEBAGAI DASAR KEPEMIMPINAN

 


Feodalisme yang masih mengakar di dalam tubuh politik di negeri ini , masih menjadi budaya yang terus menerus melahirkan kesenjangan sosial di ranah publik. Oleh sebab itu perlu strategi kuat untuk meruntuhkan tembok besar oligarki dalam upaya melahirkan sebuah perubahan yang signifikan demi mencapai politik yang bersih dan sehat .

Prof .Dr. Jimly Asshiddiqie , SH seorang pakar hukum tata negara yang pernah menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi pertama di Indonesia . Dalam perbincangan dengan Gita Wirjawan di YouTubenya Endgame mengatakan bahwa , yang menjadi penghambat pertumbuhan sumber daya manusia hari ini adalah masih maraknya praktek dinasti yang memiliki kepentingan individu dalam mencari keuntungan lewat otoritas yang dimilikinya.

Sehingga orang-orang sibuk dalam pertarungan politik gelap demi mencapai kekuasaan tertinggi dan mendapat pengakuan publik lewat cara cara yang tidak bersih dan melenceng dari etika Moral. Karna fokus utama para politisi yang sibuk berebut kursi , akhirnya lupa bahwa dasar utama politik sebagai instrumen untuk menyalurkan keadilan sosial yang melahirkan kesejahteraan di masyarakat.

Oleh karena budaya lama yang masih dipertahankan oleh mereka yang mengklaim dirinya sebagai senior tua didunia politik, sehingga setiap ada anak muda yang memutuskan terjun diperpolitikan akan di dituntut untuk tunduk dan patuh terhadap orang-orang yang lebih senior dan memiliki otoritas didalam partai politik serta menanamkan doktrinasi penghambaan terhadap yang lebih berkuasa .

Dan akhirnya pemuda pun menggadaikan idealismenya untuk memperoleh simpati dari kelompoknya yang tidak lain dipenuhi oleh gerombolan oligarki politik.

Kata Jimmy ,  bahwa yang harus direformasi oleh masyarakat terkhususnya para millenial sekarang adalah agar bagaimana bisa menjadi pemuda yang memiliki independensi dan kepemimpinan yang tidak dikontrol oleh kepentingan kepentingan pragmatis yang merugikan publik. Kemampuan leadership menjadi hal wajib untuk dimiliki setiap Pemuda di negri ini . Selain daripada itu , untuk mencapai kesejahteraan masyarakat di masa depan , pemuda sebagai tempat penitipan harapan untuk masa depan yang cerah perlu menjadikan dasar sila kelima yaitu keadilan sosial sebagai prinsip utama dalam menjalani kehidupannya . Karna dengan dasar itulah pemuda kemudian mampu menjadi pabrik yang memproduksi kemanusiaan jangka panjang dan upaya untuk mencapai negara yang berkeadilan harmonis di masa mendatang.

Dasar sila kelima sebagai instrumen untuk menyembuhkan kemanusiaan .

Oligarki bila dibiarkan terus menerus bersarang di dalam politik maka semua akan dirampas oleh mereka . Potensi semakin membekaknya problem problem sosial akan terus terjadi. Dan salah satu cara untuk mengobati penyakit itu adalah dengan menanamkan nilai-nilai keadilan didalam diri pemuda hari ini. Hanya ada dua pilihan berdiam diri dan tunduk pada ketentuan oligarki, atau bangun dan merombak total tatanan lama demi tercapainya keadilan dan kemanusiaan.

"Betapa pun tajamnya pedang keadilan, ia tidak memenggal kepala orang yang tidak bersalah."


Oleh: Agus Maulana (Sekretaris Bidang Riset Dan Pengembangan Keilmuan Pikom IMM FISIP Reformatif)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perempuan dalam Budaya Patriarki dan Pengaruh Betty Friedan serta Feminisme Gelombang Kedua

Budaya patriarki adalah suatu struktur sosial yang memberikan kekuasaan utama untuk laki-laki dan menetapkan perempuan dalam posisi subordin...