Minggu, 08 Mei 2022

Hari Terumbu Karang Nasional : Selamatkan terumbu karang dari bahaya penggunaan sunscreen

 


Sunscreen adalah salah satu produk skincare yang wajib digunakan setiap hari. Akibat terburuk dari kebiasaan malas menggunakan sunscreen adalah kanker kulit. Sinar UV pada matahari dapat menembus lapisan kulit yang lebih dalam dan merusak sel kulit.

Sunblock merupakan skincare yang berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB. Sedangkan sunscreen adalah lotion pelindung dari sinar matahari yang bisa menyerap ke dalam lapisan teratas kulit untuk menyerap sinar matahari yang sudah masuk ke dalam kulit.

Bahan-bahan yang banyak digunakan di dalam produk sunblock adalah titanium dioksida dan zinc oxide. Keduanya merupakan bahan yang telah lama dipakai sebagai bahan penyusun sunblock. Keunggulan lain dari titanium dioksida dan zinc oxide adalah kemampuan keduanya dalam memantulkan sinar UV yang mengenai kulit.

Namun perlu diketahui bahwa penggunaan sunscreen juga berbahaya terhadap lingkungan. Hal itu karena adanya beberapa kandungan kimia sunscreen dikatakan bisa merusak terumbu karang dan ekosistem laut.
Di lansir dari BBC, ada empat kandungan bahan kimia yang berbahaya dalam sunscreen, yaitu oxybenzone (senyawa organik yang merupakan turunan benzophenone. Senyawa ini dapat ditemukan pada plastik, mainan, dan beberapa tanaman) octinoxate, 4-methylbenzylidene camphor, dan butylparaben (Pengawet antimikroba). 

Produk sunscreen yang mengandung bahan-bahan tersebut telah terbukti menghancurkan karang, menghambat reproduksi, dan menyebabkan pemutihan terumbu karang.
Dari beberapa bahan kimia dipakai dalam berbagai produk tabir surya karena mampu menyerap sinar ultraviolet yang berbahaya itu ternyata bisa menyebabkan terumbu karang rusak. 

Pemutihan terumbu karang yang memutih masih hidup tapi dapat memicu kerusakan berikutnya, seperti terhambatnya pertumbuhan dan reproduksi.
Sebagai habitat ikan-ikan dan hewan lainnya terumbu karang tidak hanya berperan pada ekologi melain juga berperan penting dalam pemanfaatan parawisata, ekonomi, terkhususnya masyarakat yang hidup di pesisir pantai. 

Terumbu karang (Coral reef ) merupakan masyarakat organisme yang hidup didasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut. 

Kondisi terumbu karang hingga saat ini makin hari kian memprihatinkan. Disamping perubahan iklim, penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, jangkar perahu, membuang sampah ke laut, reklamasi pantai, juga menjadi ancaman kerusakan terumbu karang,  serta ekstraktif pertambangan pasir laut menjadi salah satunya kerusakan terumbu karang yang saat ini yang ada di wilayah spermonde. 

Di 8 Mei di hari Terumbu Karang Nasional ini, seharusnya anak mudalah yang menjadi gerbang terdepan di dalam penyelamatan di lingkungan. Untuk itu, pemilihan produk skincare juga perlu menjadi alarm bagi kita semua untuk tetap berhati-hati karena jika dibiarkan terus menerus akan berdampak langsung pada terumbu karang.  Jika terumbu karang tercemar otomatis biota laut di dalamnya juga ikut tercemar dan mati. Mari kita lestarikan terumbu karang agar ekosistem laut tetap terjaga.

Nur Afika Erika
(Departemen Bidang Lingkungan Hidup, Agraria dan Maritim Pikom IMM Fisip Unismuh Makassar Periode 2021-2022)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perempuan dalam Budaya Patriarki dan Pengaruh Betty Friedan serta Feminisme Gelombang Kedua

Budaya patriarki adalah suatu struktur sosial yang memberikan kekuasaan utama untuk laki-laki dan menetapkan perempuan dalam posisi subordin...