Minggu, 06 November 2022

Dampak Media Sosial bagi Kader dalam Sebuah Organisasi

Seiring berkembangnya zaman membuat hal yang tak bisa dilakukan akan bisa dilakukan, perkembangan teknologi yang begitu pesat juga mampu mengubah dunia yang awalnya yang bergerak hanya kekuatan manusia namun, kini di ganti dengan mesin.

Gadget adalah salah satu benda yang dapat merubah dunia dan juga fikiran. Doktrin dari dunia luar untuk melakukan hal yang sebenarnya tidak di peradabkan di Indonesia cukup membuat pola fikir masyarakat juga merasa untuk mengikuti hal tersebut.

Ketika berbicara tentang media sosial, ada kalanya aku mematikan dunia, kamu tahu. Kadang-kadang kamu harus memberi diri ruang untuk diam, yang berarti harus mematikan telepon." - Michelle Obama

Kutipan tersebut memang benar adanya, seolah - olah dunia akan mati ketika media sosial itu punah, karena skala prioritas masyaraka sudah ada diambang bahwa media sosial adalah hidup dan mati mereka.

Jika tidak membawa uang cash, ada aplikasi dalam gadget yang mampu membayar hal itu dan begitu banyak pertanyaan yang kita cari juga jawabannya ada dalam telepon genggam tersebut.

Namun, keterkaitan antara kader dalam sebuah organisasi dengan dampak media sosial tersebut juga cukup banyak, meski cenderung ke hal negatif.

Ketika melihat kondisi kader saat ini memang cukup mengkhawatirkan, dimana semua hal yang seharusnya mereka tidak tau mereka bisa tau. Salah satu contoh besar setiap organisasi memiliki sebuah rahasia masing - masing dan ketika ada salah satu oknum yang menyebarkan lewat media sosial, semua pasti akan terbongkar.

Kadang juga sesama kader saling menjatuhkan di media sosial, dan juga sering sekali membuat para kader saling salah paham akan hal tersebut.

Hal tersebut merupakan contoh dampak negatif media sosial bagi kader dan organisasi. 

Dampak positifnya adalah ketika kader dalam sebuah organisasi menggunakan kesadaran diri untuk mempergunakan media sosial ini dengan baik seperti misalnya, menulis dan membuat karya atau meng-upload keseharian organisasi agar semua orang tau bahwa organisasi yang mereka naungi masih tetap ada dan masih bernafas hingga sekarang.

Media sosial memang sangat berperan penting untuk kelangsungan hidup, baik itu untuk individu, kelompok, organisasi, budaya,dan lain sebagainya.


Fatimah Milda Nurul Insan

(Anggota Devisi Aksi)

(Departemen Bidang SPMK)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perempuan dalam Budaya Patriarki dan Pengaruh Betty Friedan serta Feminisme Gelombang Kedua

Budaya patriarki adalah suatu struktur sosial yang memberikan kekuasaan utama untuk laki-laki dan menetapkan perempuan dalam posisi subordin...