Senin, 12 Desember 2022

ASET NEGARA ADALAH GENERASI, KINI BERUBAH MENJADI ASET HEDONISME


Pendidikan adalah tonggak atas kecerdasan regenerasi yang mampu mewarnai setiap sudut dari negara ini. Sekolah ataupun perguruan tinggi menjadi landasan pacu dan sebagai tempat mengeksplorasi dunia yang begitu megah. Tujuan dari pada pendidikan di Negara demokrasi ini ialah "Mencerdaskan kehidupan bangsa", namun minimnya hari ini adalah bukan regenerasi yang semakin maju, justru malah teknologi yang semakin maju. 


Tingkat kapasitas regenerasi hari ini hanya berpatokan pada digitalisasi dengan pengasahan intelektual yang tak seimbang dengan modal awal pendidikan hari ini. Infrastruktur yang kemudian seharusnya hadir memberikan keleluasan kepada regenerasi kini semakin di kerucutkan dengan angka pundi-pundi rupiah yang nilainya begitu fantastis di kalangan ekonomi menengah kebawah. Sebagian besar tokoh pendidik yang sebenarnya betul-betul memberikan gagasan-gagasan moral serta intelektual kini beralih fungsi menjadi orang-orang yang berwirausaha hanya untuk kepentingan otoriter tenaga pendidik. 


Masih banyak generasi yang bertelanjang kaki menyusuri panasnya aspal serta disetiap harinya hanya bercengkrama dengan debu polusi serta teriknya sang cincin penerang di kala siang menghampiri, ditambah aspek pendidikan hari ini hanya bertakar pada seberapa besar jumlah profit yang kita miliki semakin membuat regenerasi tertindih dan tak berdaya dalam menggapai kehidupan dan pendidikan yang diinginkan. 


Para pemangku jabatan kini hanya mampu memberikan konsep dan tak ada realisasi yang nampak pada kacamata regenerasi hari ini. Adapun realisasi yang nampak hanyalah bersifat otoriter sahaja, dirasakan oleh insan-insan yang bergelut pada jabatan dan struktural. Indah sekali aset-aset yang mereka kenakan begitu nyaman dan memberikan kenikmatan, namun sayang.... Mereka menuntut regenerasi untuk bisa memberikan inovasi dalam melangkah jauh kedepan, tapi tuntutan mereka tak seimbang dengan gagasan yang mereka isi kepada generasi-generasi penerus bangsa.


Unismuh saat ini melakukan peningkatan uang kuliah yang mencapai angka 3 juta sekian kini ditambah dengan uang pembangunan 4 juta sekian yang nyatanya tak memiliki perubahan apapun Dari segi infrastruktur kenyamanan proses pembelajaran. Namun herannya setelah kenaikan angka tersebut nyatanya hadir sebuah perubahan, namun perubahan itu hanya berdampak pada sang pemangku jabatan, yaitu pembelian mobil terbaru untuk masing-masing fakultas. Barisan mobil terparkir rapih di depan gedung yang dihiasi cat berwarna biru dengan lapisan kaca di bagian atas gedung tersebut... Dunia hedonisme di saat ini semakin marak di kampus Unismuh namun tak memikirkan kapasitas gagasan yang mereka lahirkan. Selalu terlihat megah namun masih banyak ketimpangan yang terjadi di dalamnya. 


Jika pendidikan hanya dinilai melalui kuantitas semata, maka tak akan ada generasi pembawa perubahan. Jika kita hanya menuntut dan tak memberi contoh yang sepadan, maka terkilirlah kaki yang tak tau arah ini. 

Keseimbangan antara tuntutan dan implementasi sangat perlu untuk regenerasi yang akan datang.


Oleh : Aldy Nurdiansyah

Jendral SKB IX

Dept. Bidang Himah PKP




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perempuan dalam Budaya Patriarki dan Pengaruh Betty Friedan serta Feminisme Gelombang Kedua

Budaya patriarki adalah suatu struktur sosial yang memberikan kekuasaan utama untuk laki-laki dan menetapkan perempuan dalam posisi subordin...