Sibuk berlomba untuk menjadi yang terbaik, bersikap seolah-olah baik-baik saja dan tanpa rasa bersalah. Curiga terhadap wacana janji-janji yang bisa jadi fana pada saat ia naik tahta adalah keharusan, bilamana kita melihat fenomena yang terdapat pada fakta dilapangan yang menerangkan kegagalannya membuat kita hilang harapan terhadap sesuatu yang lebih baik kedepan.
Namun apalah daya semua itu tak dipedulikan, berbagai pembelaan dilakukan demi menjaga citra dan nama baik untuk kepentingan politik yang menurut penulis sangat oportunistik. Bertarung mungkin menjadi seni dalam berebut kuasa, namun apakah pantas kita mengorbankan prinsip yang sudah terbangun lama demi kepentingan semu yang hanya akan membuat kita buta dalam memandang ketidak berpihakannya terhadap apa yang seharusnya dilakukan dan dijalankan.
Menjadi pemimpin tak cukup dengan menjilati elit yang punya power dalam menentukan pemenang, melainkan prinsip dan keinginan untuk perubahan di masa mendatang, perubahan yang mengobati segala penyakit yang dialami organisasi sekarang, perubahan yang memihak untuk kepentingan semua kalangan, perubahan yang didasari kesadaran dan iman, dan tentunya membawa dampak positif yang berimplikasi pada keadaan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Apa yang adil dalam kehidupan bernegara ditentukan oleh negara. Keadilan adalah apa yang sesuai dengan undang- undang, betapapun buruknya. Apabila negara bertindak bertentangan dengan undang- undang, para warga negara akan kehilangan motivasi untuk bersikap taat kepadanya. (Magnis-Suseno,1995:11).
Begitupun bilamana kita konteks-kan asumsi Frof.Magnis Suseno terkait pandangannya mengenai negara dengan memetaforakanya dalam konteks IMM Pimpinan cabang Kota Makassar, bahwa " apa yang adil dalam kehidupan Ber-cabang ditentukan oleh cabang. Keadilan adalah apa yang sesuai dengan konstitusinya, betapapun bentuknya. Apabila Cabang bertindak bertentangan dengan konstitusi, para kader tentunya akan kehilangan motivasi untuk bersikap taat kepadanya.
Olehnya itu diperlukan pemimpin yang betul-betul bisa konsisten terhadap pendiriannya sekaligus bisa menjadi teladan bagi kader kader yang terdapat dibawa naungannya, yang tidak tebang pilih dalam mendistribusikan kebermanfaatannya sehingga keharmonisan komisariat terkhususnya di internal kota Makassar itu dapat dipastikan berjalan sesuai rencana dan harapan.
Momentum musycab diharapkan menjadi arena berjihad dengan mengedepankan iman dan nalar sebagai senjata dalam mengevaluasi dan menentukan pilihan untuk Pimpinan cabang Kota Makassar yang lebih baik lagi kedepannya, dan yang terpenting adalah bahwa narasi ini berangkat dari keresahan akan exsistensi organisasi yang belakangan ini mengalami dekadensi, sehingga diharapkan agar pelanjut regenerasi kepemimpinan berikutnya agar tetap bersandar pada tujuan dan nilai dasar ikatan yang menjadi spirit dalam gerak dan langkah IMM Pimpinan cabang Kota Makassar, sekian.
Billahifisabililhaq fastabiqul Khoirot
Istiqomah Menebar Manfaat.
Oleh: Agus Maulana (Ketua Bidang Organisasi Pikom IMM SOSPOL Unismuh Makassar 2022-2023)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar