Rabu, 17 Mei 2023

Pembantaian Menuju Pemilu 2024 ?

Membahas tentang Pemilu 2024 memang sangatlah menarik untuk dibincangkan baik dari kalangan elit sampai kalangan menjerit. Ajang Pemilu 2024 semakin seksi untuk dijadikan sebagai topik dalam diskusi di meja warung kopi. Karena semakin dalam perdiskusian, maka semakin terbongkar kemunafikan. 

Berita terbaru yang sedang hangat diperbincangkan terkait ditangkapnya salah satu petinggi partai Nasdem yang menjabat sebagai salah satu bagian dari Pemerintah dibawah kepemimpian Presiden Jokowi. Yaa, kali ini yang menjadi tersangka adalah Menkominfo atau bapak Johny Plate yang dijerat karena kasus BTS 4G.

Penangkapan tersebut merupakan suatu prestasi bagi institusi pemerintah karena bisa memberantas mafia korupsi dalam pemerintah. Namun, hal tersebut dianggap sebagai hal yang politis, mengingat ada momentum di Tahun 2024 yang harus diraih. 

Seharusnya Institusi makin giat untuk membongkar semua praktek-praktek korupsi yang ada didalam Negara. Supaya tidak terkesan adanya praktek pesanan COD dalam menangani salah satu kasus saja. Penegak hukum harus berani mengungkap seluruh praktek korupsi. 

Dalam politik, tidak ada kawan atau lawan abadi, maka perasaan harus diredam sedikit ketika bermain politik. Tahu kapan waktunya membangun aliansi dan kapan ber-konfrontasi. Bisa saja kubu yang nampaknya sudah seperti musuh abadi justru bekerja sama pada momen tertentu guna kepentingan atau keuntungan masing-masing pihak. Kira-kira seperti itulah sedikit narasi yang cocok dalam kasus kali ini.

Maka dari itu alangkah baiknya penegak hukum harus membersihkan oknum-oknum yang berada dalam lingkaran pemerintah yang terindikasi melakukan tipikor tanpa harus melihat pangkat serta warna dan logo partainya.

Jelas, opini yang tergiring dimasyarakat dan pengamatan penulis menganggap hal in adalah sesuatu yang sangat politis untuk menjatuhkan elektabilitas dari suatu partai menuju pemilu 2024. Sekalipun petinggi parta tersebut mengatakan ini tidak ada pengaruhnya terhadap pemilu tapi hal itu tidak bisa diredam ditengah masyarakat.

Singkatnya, mari kita menunggu pembantaian apa selanjutnya untuk menjatuhkan lawan dan memenangkan pertandingan sebelum bertarung.

Jadi, mari kita tunggu ronde pembantaian selanjutnya, apakah penegak hukum mampu memberantas seluruh oknum yang berafiliasi dalam pemerintahan, atau hanya bisa memberantas beberapa oknum pejabat yang bisa dijadikan sasaran empuk untuk menjatuhkan kubu lawan.


Penulis : Kakanda Rusliadi, S.Sos





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perempuan dalam Budaya Patriarki dan Pengaruh Betty Friedan serta Feminisme Gelombang Kedua

Budaya patriarki adalah suatu struktur sosial yang memberikan kekuasaan utama untuk laki-laki dan menetapkan perempuan dalam posisi subordin...