Minggu, 02 Juli 2023

JAUH TERTINGGAL: TANTANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Pendidikan di Indonesia

Kita tahu bahwa pendidikan adalah proses yang melibatkan transfer pengetahuan, keterampilan, nilai, dan norma sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal bertujuan Ini membantu dalam pembentukan dan perkembangan individu, serta masyarakat secara keseluruhan. Namun, Pendidikan di Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan Pendidikan negara-negara lain. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? 


Melihat kondisi pendidikan di Indonesia, saya yakin bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan negara ini tertinggal jauh dalam bidang pendidikan. Pertama, masalah infrastruktur pendidikan menjadi salah satu kendala utama. Banyak daerah di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan dan terpencil, masih kekurangan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Kurangnya aksesibilitas terhadap sekolah, kurangnya fasilitas seperti gedung yang aman dan nyaman, serta keterbatasan sumber daya yang berkualitas, semuanya berkontribusi pada rendahnya tingkat partisipasi dan mutu pendidikan di negara ini.


Selain itu, kurangnya investasi dalam sektor pendidikan juga menjadi masalah serius. Anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan masih terlalu rendah dibandingkan dengan negara-negara maju. Kurangnya dana yang cukup untuk membangun sekolah yang layak, memperbarui kurikulum, serta melatih guru yang berkualitas, semakin memperburuk ketimpangan pendidikan di Indonesia. Akibatnya, terjadi kesenjangan yang besar antara sekolah-sekolah yang berada di daerah perkotaan dan daerah pedesaan, serta antara sekolah negeri dan swasta.


Selain faktor infrastruktur dan investasi, masalah pendidikan Indonesia juga terkait dengan kualitas pengajaran. Kurikulum yang kurang relevan dan ketinggalan zaman, serta metode pengajaran yang masih cenderung tradisional dan kurang interaktif, membuat siswa sulit mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja modern. Selain itu, masalah kualitas guru juga perlu diperhatikan. Kurangnya pelatihan yang memadai dan insentif yang cukup untuk meningkatkan kualitas guru, mengakibatkan rendahnya standar pengajaran di banyak sekolah.


Terakhir, isu korupsi dan praktik birokrasi yang tidak efisien juga berdampak negatif terhadap pendidikan di Indonesia. Alokasi dana yang tidak tepat sasaran, praktik suap dalam pengadaan sarana pendidikan, serta rendahnya akuntabilitas dalam penggunaan dana pendidikan, semuanya menghambat upaya perbaikan sistem pendidikan.


Secara keseluruhan, masalah infrastruktur, investasi yang rendah, kualitas pengajaran yang masih tertinggal, serta korupsi dan birokrasi yang tidak efisien, merupakan beberapa faktor penting yang menyebabkan pendidikan Indonesia tertinggal jauh. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan komitmen dan langkah-langkah konkret dari pemerintah, lembaga pendidikan, serta seluruh pemangku kepentingan pendidikan guna merumuskan kebijakan dan melakukan reformasi yang mendalam untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.


Indonesia tertinggal 128 Tahun?


Sebutan "tertinggal 128 tahun" berasal dari penelitian yang dilakukan oleh Lant Prichette, seorang profesor dari Universitas Oxford. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pendidikan anak usia 15 tahun di Jakarta. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa pendidikan anak di Jakarta mengalami keterbelakangan sekitar 128 tahun dibandingkan dengan negara-negara lain. Dengan kata lain, diperlukan waktu selama 128 tahun agar sistem pendidikan di Jakarta dapat menyamai rata-rata negara-negara berkembang dan maju.


Riset tersebut dapat dikaitkan dengan riset lain yang dilakukan oleh PISA (Programme for International Student Assessment), yang menempatkan Indonesia di peringkat 62 dari 70 negara dalam hal kualitas sistem pendidikan global. Penempatan ini didasarkan pada kemampuan belajar dalam bidang matematika, sains, dan literasi.


Dalam video yang diunggah oleh Agung Hapsah di saluran YouTube-nya sekitar 4 Tahun yang lalu, juga disinggung mengenai kinerja guru di Indonesia dalam Uji Kompetensi Guru (UKG) yang memiliki nilai rata-rata hanya 53,02.


Upaya dan Solusi 


Menurut saya, Upaya dan solusi untuk perkembangan Pendidikan negara kita ialah meningkatkan seleksi dan rekrutmen guru. sehingga hanya individu yang berkualitas dan berkompeten yang diterima menjadi guru. Prosedur seleksi yang ketat dan transparan harus diterapkan untuk memastikan hanya individu yang memiliki kualifikasi yang memadai yang dapat menjadi guru. Karna guru inilah yang akan menjadi wadah bagi anak-anak bangsa. 


Hal ini juga di ungkapkan oleh guru terkemuka di Indonesia yaitu guru gembul, dia mengatakan bahwa “Di indonesia dokter bisa saja menjadi guru, tetapi guru belum tentu menjadi dokter”. Poin yang bisa yang bisa kita ambil ialah betapa gampangnya menjadi guru di Indonesia, sehingga tidak menghasilkan guru-guru yang berkualitas. Nah inilah menjadi alasan mengapa kita harus meningkatkan seleksi dan rekrutmen guru, agar bisa menghasilkan generasi-generasi yang lebih berkualitas untuk bangsa dan negara.




Oleh : Nanda Putri Nugraha (Kader Pikom IMM Fisip Unismuh Makassar Periode 2022-2023)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perempuan dalam Budaya Patriarki dan Pengaruh Betty Friedan serta Feminisme Gelombang Kedua

Budaya patriarki adalah suatu struktur sosial yang memberikan kekuasaan utama untuk laki-laki dan menetapkan perempuan dalam posisi subordin...