Senin, 05 Februari 2024

Pemberantasan Kekerasan Terhadap Perempuan: Mengungkap Realitas Ketidakadilan Gender

 Sebelum membahas lebih lanjut mengenai tema di atas, kita mengetahui ada beberapa macam pertanyaan yang kerap kali kita dengar, salah satunya adalah "Mengapa perempuan sering kali menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual?"

Perempuan sering kali menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual karena beberapa faktor yang meliputi :

- Patriarki dan ketimpangan kekuasaan: Dalam masyarakat yang dipenuhi dengan struktur patriarki, laki-laki sering kali memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada perempuan. Hal ini dapat menciptakan budaya yang menguntungkan kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan.

- Stereotip Gender: Stereotip gender yang berlaku di masyarakat sering kali membawa dampak negatif terhadap perempuan. Misalnya, pandangan bahwa perempuan lemah atau inferior dapat memicu perilaku merendahkan dan penindasan.

Untuk menghilangkan berbagai statement di atas, telah dilakukan berbagai macam upaya atau gerakan yang berfungsi untuk mengedukasi perempuan perempuan diluar sana. 

Pemberantasan kekerasan terhadap perempuan, yang dikenal juga sebagai perlawanan terhadap kekerasan berbasis gender, merupakan upaya yang dilakukan timbul sebagai respons atas tingginya angka kekerasan yang dialami oleh perempuan di seluruh dunia. Konsep ini memiliki tujuan utama untuk memerangi dan menghilangkan segala bentuk kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan, serta menghasilkan perubahan sosial yang positif melalui pengungkapan dan penghapusan realitas ketidakadilan gender yang terjadi.

Realitas ketidakadilan gender merujuk pada berbagai bentuk ketidaksetaraan dan diskriminasi yang dihadapi oleh perempuan di segala bidang kehidupan, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, dan sosial. Pada skala global, statistik menunjukkan adanya kesenjangan gender yang jelas, baik dalam hal kesempatan, akses, maupun perlakuan terhadap perempuan.

Salah satu bentuk pemberantasan kekerasan terhadap perempuan adalah mendorong upaya yang fokus pada pencegahan dan perlindungan terhadap perempuan yang berada dalam risiko kekerasan. Pencegahan dilakukan melalui pendidikan dan kesadaran akan hak-hak perempuan, memberikan pelatihan yang berkaitan dengan isu gender dan kekerasan, serta melakukan kampanye untuk menggugah kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menghormati hak-hak perempuan.

Perlindungan terhadap perempuan yang menjadi korban kekerasan melibatkan berbagai langkah, seperti memberikan akses ke lembaga penegak hukum yang dapat memberikan keadilan dan melindungi hak-hak perempuan, menyediakan tempat perlindungan sementara bagi perempuan yang berisiko tinggi, serta memberikan dukungan psikologis dan rehabilitasi bagi korban kekerasan.

Selain pendekatan yang bersifat preventif dan intervensi, pemberantasan kekerasan terhadap perempuan juga melibatkan upaya untuk merubah pandangan, sikap, dan perilaku yang merugikan perempuan. Hal ini melibatkan masyarakat secara keseluruhan, terutama pria dan anak laki-laki, dengan cara meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghormati dan menghargai perempuan, mengubah stereotip gender yang berlaku dalam masyarakat, serta mendukung perempuan dalam memperoleh kesetaraan hak dan perlindungan yang setara.

Penanganan kekerasan terhadap perempuan juga harus melibatkan perubahan kebijakan yang berorientasi pada gender. Ini termasuk perubahan dalam hukum dan regulasi yang melindungi perempuan dari kekerasan, serta penegakan hukum yang adil dan tegas terhadap pelaku kekerasan. Kebijakan-kebijakan ini juga harus mendukung akses perempuan terhadap pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan keadilan sosial.

Pemberantasan kekerasan terhadap perempuan bukan hanya sebuah isu perempuan semata, melainkan sebuah isu kemanusiaan yang harus mendapatkan perhatian dan dukungan dari seluruh masyarakat. Dibutuhkan kerjasama yang kuat antara pemerintah, LSM, akademisi, individu, dan kelompok masyarakat lainnya untuk mencapai perubahan yang signifikan dalam mengungkap dan menghapus realitas ketidakadilan gender yang melanda perempuan.


Catatan : 

"Kita sepenuhnya sadar akan hal buruk yang telah dilakukan oleh orang lain terhadap diri kita. Seberapa banyak pelecehan, manipulasi, kekejaman yang kita terima dari orang lain. Tapi terkadang beberapa di antara kita merasa biasa saja hanya karna berasal dari orang-orang yang kita percaya, yakni orang-orang terdekat kita sendiri. 

Jangan hanya karna hal tersebut mengguncang kita, terguncang boleh namun jangan karena guncangan itu mempengaruhi dan merusak dunia kita sendiri"




Oleh :

ILA ARMILA

Depertemen Bidang SPMK, Unit Edukasi dan Literasi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perempuan dalam Budaya Patriarki dan Pengaruh Betty Friedan serta Feminisme Gelombang Kedua

Budaya patriarki adalah suatu struktur sosial yang memberikan kekuasaan utama untuk laki-laki dan menetapkan perempuan dalam posisi subordin...