Jumat, 30 Mei 2025

Stop Pelecehan; Bersama Hidupkan Suara Masyarakat yang Aman

PUTRI HANDAYANI
(Ketua Bidang IMMawati IMM FISIP 2024-2025)

Waktu akan menjadi bagian dari peristiwa yang senantiasa menghadirkan warna hidup, baik itu warna cerah atau suram. Pelecehan merupakan masalah serius yang dapat terjadi di berbagai tempat, termasuk tempat kerja, sekolah, dan masyarakat. Dampaknya dapat sangat signifikan pada korban, termasuk stres, kecemasan, dan depresi.


Pelecehan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu pelecehan verbal dan non-verbal. Pelecehan verbal melibatkan penggunaan kata-kata, bahasa, atau tulisan untuk menyerang atau mengganggu seseorang secara psikologis atau emosional. Sementara itu, pelecehan non-verbal melibatkan isyarat, ekspresi wajah, atau tindakan tertentu yang bersifat seksual tanpa adanya ucapan atau kontak fisik.


Berdasarkan Data terbaru akan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024, korban terbesar pelecehan seksual berada pada rentang usia 15-19 tahun dan disusul oleh usia 25-44 tahun. Anak-anak balita dan remaja juga menjadi korban pelecehan seksual. Oleh karena itu, kita perlu bekerja sama untuk menciptakan masyarakat yang aman dan nyaman bagi semua orang.


Kita dapat memulai dengan meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang perlawanan akan pelecehan, membuat kebijakan dan prosedur yang jelas untuk menangani kasus pelecehan, meningkatkan peran serta masyarakat dalam mencegah pelecehan, dan menyediakan dukungan dan sumber daya bagi korban pelecehan. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan menghormati hak-hak setiap individu.


Setiap langkah kecil yang kita ambil dapat membuat perbedaan besar dalam menciptakan masyarakat yang aman. Mari kita menjadi bagian dari solusi dan bukan bagian dari masalah. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan perubahan yang positif dan memulai dari diri sendiri, keluarga, dan komunitas kita. Ayo, bergerak sekarang! Jangan biarkan pelecehan terus berlanjut. Mari kita bekerja sama untuk menciptakan masyarakat yang aman dan nyaman bagi semua orang. Kita bisa melakukannya!


#bungarevolusi

#hidupsuaraperlawanan

#Immawatiberdaya

Jumat, 02 Mei 2025

PENDIDIKAN: SENJATA UNTUK MERDEKA


Abdurrahman Fathir Al Mubaraq
(DIREKTUR KOPI JILID III)

Kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran pendidikan. Awal mula ketidaktahuan telah menjerumuskan Indonesia pada penjajahan yang berkepanjangan hingga akhirnya meraih kemerdekaan secara kontekstual, yang setidaknya berhasil mengusir penjajah keluar dari Indonesia.

Semarak pendidikan terus menggelora dan puncaknya  pada 2 Mei 2025 yang diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Hari ini menjadi bukti sekaligus pengingat sejarah bahwa pendidikan memegang peran penting dalam membangun negara, membentuk kualitas manusia serta mengajarkan manusia pada nilai-nilai moralitas yang bisa ditempuh melalui jalur pendidikan.

Namun, pertanyaannya, apakah kita sudah merdeka dalam berpendidikan seperti yang tertuang dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”? Apakah yang tercerdaskan hanya kalangan atas saja, yang memiliki cukup uang untuk menempuh pendidikan? Dan apakah pendidikan hanya dijadikan alat untuk memenuhi pasar kerja yang mengabdikan diri hanya untuk mengikuti atasan tanpa bekal akal kritis yang kuat?

Hari ini seharusnya menjadi momentum pembenahan terhadap sistem pendidikan kita yang cenderung mendiskriminasi masyarakat termarjinalkan yang setiap harinya hanya tahu bekerja demi mengisi perut, tanpa tahu mengisi pemikirannya yang seharusnya difasilitasi oleh pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah. Jangan biarkan kita memelihara ketidaktahuan yang akan menjerumuskan kita menjadi korban tindakan penjajahan modern dan pendidikan didesain hanya untuk memenuhi pasar kerja dengan manusia-manusia yang tunduk layaknya hewan peliharaan.

Kita harus terus berbenah dan menjadikan hari ini sebagai batu loncatan besar dengan kesadaran penuh bahwa pendidikan adalah prioritas bagi bangsa ini. Semuanya dibangun dengan harapan dan janji, harapan untuk merdeka dan sejahtera serta janji yang tertuang dalam Proklamasi, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar 1945 yang semuanya berisi kemerdekaan hakiki bagi seluruh masyarakat Indonesia dan semua itu bisa tercapai melalui pendidikan untuk semua.

Selamat Hari Pendidikan Nasional, Revolusi Pendidikan Ditangan Kita, Mengubah Atau Terjajah.

Kamis, 01 Mei 2025

Maknai Hardiknas 2025: Saatnya Pendidikan Jadi Poros Kemajuan Negeri


FAUZIANA

(DIREKTUR KOPI JILID IV)
           

Setiap tanggal 2 Mei, seluruh masyarakat Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Bapak Pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara. Tapi lebih dari sekadar seremonial, Hardiknas seharusnya jadi momen refleksi besar-besaran buat kita semua—khususnya generasi muda—untuk bertanya: Apa kabar pendidikan kita hari ini?

Saya sebagai mahasiswa, apalagi yang lagi bergelut di dunia administrasi dan kebijakan publik, kita paham betul bahwa pendidikan bukan cuma soal datang ke kelas, duduk, dengar dosen, lalu pulang. Pendidikan itu lebih luas. Ia adalah proses menciptakan manusia-manusia unggul—yang tidak cuma pintar di otak, tapi juga kuat dalam karakter dan siap hadapi tantangan zaman.

Di era digital seperti sekarang, pendidikan dituntut untuk makin adaptif, kreatif, dan kolaboratif. Kita harus mampu berpindah dari sistem yang kaku menuju sistem yang merdeka belajar—dimana peserta didik diberi ruang untuk berkembang sesuai potensinya. Nah, disinilah peran semua pihak jadi penting: pemerintah bikin kebijakan yang berpihak, pendidik harus terus upgrade diri, orang tua ikut terlibat, dan masyarakat juga harus support sistem pendidikan yang lebih terbuka dan relevan.

Di Makassar sendiri, kita punya banyak potensi. Tinggal bagaimana kita, anak muda, ikut ambil bagian dalam gerakan perubahan ini. Jangan cuma jadi penonton. Jadilah pelaku—entah itu lewat organisasi, riset, pengabdian, atau hal-hal kecil yang berdampak di lingkungan kampus dan masyarakat.

Seperti pesan Ki Hadjar Dewantara, “Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.” Pendidikan bukan kerja satu arah. Ia kerja bareng-bareng, kerja tulus, dan kerja untuk masa depan.


Selamat Hari Pendidikan Nasional 2025!

Mari kita terus belajar, bertumbuh, dan bergerak untuk Indonesia yang lebih maju.

Leang Leang : Simpanan prasejarah, Bukti KeagunganCiptaan Tuhan untuk Manusia

Muh. Nur Fadli (Kepala Devisi Kajian KOPI Jilid IV)  Ahad, 22  juni  2025,  Pikom  IMM FISIP  Unismuh  Makassar  melakukan  tour  ke  salah ...