Minggu, 20 November 2022

KONSTITUSI YANG DISEPELEKAN

Indonesia adalah negara yang peraturannya harus dipatuhi oleh seluruh warganya, tanpa kecuali. Ketentuan-ketentuan di Indonesia secara hati-hati terbungkus dalam Undang-Undang Dasar yang membahas segala resiko yang akan timbul bila tidak diikuti.


Dalam dunia pendidikan, kita telah diajarkan bagaimana menegakkan dan mendisiplinkan konstitusi yang berlaku di negara ini, begitu juga dalam bisnis atau institusi. Doktrin ini sudah lama dikedepankan dan disuguhkan kepada kalangan terpelajar, bahkan perbedaan keprihatinan yang dibahas di setiap cerita bagi para pelanggar akan sulit diterima jika melanggar konstitusi. .


Konstitusi menjadi acuan bagi orang-orang yang berakal untuk membedakan yang benar dan yang salah. Namun sayangnya, patologi yang saat ini harus ditinggalkan bahkan lebih diperhitungkan. Dan konstitusi ini pun hanya menjadi cerita yang diceritakan di secarik kertas yang ditulis dengan tinta hitam, ketentuan-ketentuannya menjadi acuan untuk memudahkan pelaksanaan kesewenang-wenangan kepentingan rakyat, tanpa rasa simpati dan simpati kepada mereka yang berusaha melaksanakan konstitusi dengan baik.


Muhammadiyah adalah organisasi masyarakat yang tetap berfokus pada perkembangan zaman. Namun, bukan berarti Muhammadiyah tak memiliki acuan atau konstitusi yang wajib di patuhi oleh elemen-elemen di dalamnya. DAD merupakan prosesi pengkaderan yang wajib di ikuti oleh seluruh mahasiswa baru, karena DAD merupakan syarat Syah terlaksananya akademik di kampus Muhammadiyah itu sendiri. Namun, yang menjadi kenihilan pada hari ini adalah konstitusi yang wajib di ikuti itu kemudian di kesewenang-wenangkan oleh para pemangku pimpinan kampus yang meloloskan beberapa mahasiswa untuk melanjutkan program akademiknya, namun mahasiswa tersebut belum melaksanakan DAD.


Kesalahan panitia pelaksana KKP dan manajemen kampus selanjutnya merusak citra Muhammadiyah di lingkungan kampus, khususnya manajemen fakultas. Kekeliruan ini kemudian menjadi pemantik antara pimpinan fakultas dengan kepengurusan sehari-hari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, informasinya kemudian sampai ke badan pengurus harian IMM yang kemudian didiskusikan langsung dengan para pemangku kepentingan, namun tanggapan dari penyelenggara dan manajemen kemudian hanya memberikan jawaban dalam bentuk narasi, bukan implementasi.


Harapan Pengurus Harian IMM kepada pimpinan fakultas dan pihak penyelenggara dalam hal ini panitia KKP dapat lebih berhati-hati dalam pemilihan berkas atau data peserta dan dapat bekerjasama dengan Pengurus Harian dalam penyelenggaraan KKP dan dalam mengidentifikasi verifikasi berkas Persyaratan Akademik KKP dan apa bila telah nyata ditemukan kecurangan tersebut, maka kami mengimbau kepada pimpinan fakultas dan panitia KKP untuk menarik peserta KKP yang belum melaksanakan DAD dan memberi sangsi atas tindakan pemalsuan berkas, kami juga menolak adanya perjanjian antara pimpinan dan peserta yang belum DAD akan DAD setelah KKP, karena hal demikian telah menciderai konstitusi atau aturan yang sedari dulu telah disepakati dan ditegaskan, kami khawatir jika hal tersebut juga akan menjadi sebuah pemantik bagi generasi selanjutnya untuk menipu PIMPINAN dan PIMPINAN memberi kemudahan untuk proses PENIPUAN tersebut. 


Tidak masuk akal untuk mengubah konstitusi, jika konstitusi ada hanya untuk dilanggar, maka percuma kita hidup bermewah-mewah ini. Kekacauan yang seharusnya tidak terjadi semakin sering terjadi saat ini. Berikan keadilan yang sejujur-jujurnya dalam implentasi bukan hanya dalam narasi semata.


Oleh : Aldy Nurdiansyah B

Jendral SKB IX

Dept. Bidang Hikmah PKP



Senin, 07 November 2022

MEMOAR LUKA SANG IMMAWAN

Banyak dari kita yang bersembunyi dibalik jubah ideologi yang meresap sampai pada titik paling luar saja, bukan pada batin nurani yang berdiri di atas keyakinan kokoh dan pemahaman yang dalam tentang bagaimana sebenarnya identitas muslim yang Kaffa dan murni sesuai dengan maksud kitab suci.

Merasa suci dan punya yang lebih, mengakibatkan kesombongan tumbuh dan mengakar dalam diri.

Sudah sedalam apa kita memahami Tuhan hingga kita berani Menghardik orang diluar sana sebagai pendosa yang akan menjadi bahan bakar api neraka.

Ditemui fenomena sang Orator bajingan, sang pendakwah munafik, sang politisi dari fraksi Partai Islam yang tak berdaya didepan Guagarba Perempuan. Yang tak pernah sadar dan selalu ingin tampil dan mendapat pengakuan dari orang orang tolol yang membaca sisi luar Manusia tanpa mendalami kenyataan yang sebenarnya.

( Diungkap dalam Buku _" TUHAN, IZINKAN AKU MENJADI PELACUR "_)

Akhirnya Organisasi mengalami dekadensi, disebabkan karna Ketercelupan ideologis Nilai-Nilai itu tidak lagi ditanamkan oleh mereka yang mengaku IMMawan dan IMMawati, namun pada kenyataannya mengkhianati Nilai-Nilai itu sendiri.

IMM yang dibangun diatas Visi dan tujuan tentang Akademisi Islam yang berakhlak mulia itu di injak-injak sebagaian Orang Munafik yang hanya mencari Exsistensi diri, untuk memperoleh pengakuan, dan bisa membentuk citra yang Alim dalam narasi, namun Zholim dalam perilaku sehari-hari.

Apakah Dapat dikatakan "Anggun Dalam Moral " ketika kita melihat kendengkian yang menyebarluas diantara para kader-kader pimpinan yang saling menyimpan dengki dalam hati?

Apakah dapat dikatakan "Unggul dalam intelektual" Ketika sang adik hanya disusupi ayat-ayat yang didangkalkan dalam interpretasi?

Lantas Bagaimana mungkin kita bisa membebaskan masyarakat dari kezholiman dan kebodohan dikala diri sendiri Sangat Zholim dan sangat Bodoh dalam membangun identitas diri?.

Tentu saja ini menjadi bahan refleksi dan Upaya untuk mengevaluasi segala bentuk perilaku menyimpang yang tersembunyi dibalik Jas harum para kader yang tidak tau diri disekliling kita hari-hari ini.

Untuk Membangun IMM yang Autentik di masa depan, Hal yang pertama harus kita lakukan adalah sadar diri dan sadar bagaimana IMM dan indentitas nyata kader yang harusnya kita Internalisasi.

Mengusahakan bukan berarti mengulang kembali kesalahan, melainkan mengupayakan perubahan yang tidak hanya alim sebatas narasi melainkan juga praktik dan perilaku yang terdidik, sehingga IMMawan dan IMMawati bisa mewujudkan Generasi yang mampu merepresentasikan Makna Ilmu Amaliah, Amal Ilmiah. 


Oleh : IMMawan Agus Maulana (Ketua Bidang Organisasi IMM FISIP Unismuh Makassar Periode 2022-2023)



Minggu, 06 November 2022

Dampak Media Sosial bagi Kader dalam Sebuah Organisasi

Seiring berkembangnya zaman membuat hal yang tak bisa dilakukan akan bisa dilakukan, perkembangan teknologi yang begitu pesat juga mampu mengubah dunia yang awalnya yang bergerak hanya kekuatan manusia namun, kini di ganti dengan mesin.

Gadget adalah salah satu benda yang dapat merubah dunia dan juga fikiran. Doktrin dari dunia luar untuk melakukan hal yang sebenarnya tidak di peradabkan di Indonesia cukup membuat pola fikir masyarakat juga merasa untuk mengikuti hal tersebut.

Ketika berbicara tentang media sosial, ada kalanya aku mematikan dunia, kamu tahu. Kadang-kadang kamu harus memberi diri ruang untuk diam, yang berarti harus mematikan telepon." - Michelle Obama

Kutipan tersebut memang benar adanya, seolah - olah dunia akan mati ketika media sosial itu punah, karena skala prioritas masyaraka sudah ada diambang bahwa media sosial adalah hidup dan mati mereka.

Jika tidak membawa uang cash, ada aplikasi dalam gadget yang mampu membayar hal itu dan begitu banyak pertanyaan yang kita cari juga jawabannya ada dalam telepon genggam tersebut.

Namun, keterkaitan antara kader dalam sebuah organisasi dengan dampak media sosial tersebut juga cukup banyak, meski cenderung ke hal negatif.

Ketika melihat kondisi kader saat ini memang cukup mengkhawatirkan, dimana semua hal yang seharusnya mereka tidak tau mereka bisa tau. Salah satu contoh besar setiap organisasi memiliki sebuah rahasia masing - masing dan ketika ada salah satu oknum yang menyebarkan lewat media sosial, semua pasti akan terbongkar.

Kadang juga sesama kader saling menjatuhkan di media sosial, dan juga sering sekali membuat para kader saling salah paham akan hal tersebut.

Hal tersebut merupakan contoh dampak negatif media sosial bagi kader dan organisasi. 

Dampak positifnya adalah ketika kader dalam sebuah organisasi menggunakan kesadaran diri untuk mempergunakan media sosial ini dengan baik seperti misalnya, menulis dan membuat karya atau meng-upload keseharian organisasi agar semua orang tau bahwa organisasi yang mereka naungi masih tetap ada dan masih bernafas hingga sekarang.

Media sosial memang sangat berperan penting untuk kelangsungan hidup, baik itu untuk individu, kelompok, organisasi, budaya,dan lain sebagainya.


Fatimah Milda Nurul Insan

(Anggota Devisi Aksi)

(Departemen Bidang SPMK)



Jumat, 04 November 2022

PEREKONOMIAN YANG MENCEKAM SISTEM SOSIAL

 Di era gempuran politik yg mulai memanas, semakin membuat risau masyarakat sosial terpuruk akan banyaknya dinamika sosial yg akan terjadi di tahun 2023. 

Ketika kita mengamati dinamika yg terjadi di beberapa tahun terakhir ini mulai dari kasus covid-19 yg membuat seluruh dunia gempar akibatnya, kemudian kasus-kasus yg terjadi di negara Indonesia sendiri yaitu kenaikan harga BBM, tingginya harga bahan pangan, bahkan kasus-kasus yang kemudian sampai pada hari ini tidak tindaki oleh para pemangku jabatan di Indonesia seperti kasus HAM, perampasan hak tanah, sampai pada kasus bentrok antar petugas keamanan dan warga masyarakat. Apalagi pada saat ini telah keluar isu mengenai resisi perekonomian dunia yg akan anjlok.

Presiden Jokowi dalam menghadiri pertemuan dengan beberapa pemangku jabatan, seperti sekjend PBB Antonio gotteres, para kepala lembaga internasional dan dan semua kepala negara. Diketahui melalui laman kompas, di kabarkan bahwa "pada tahun 2023 akan gelap, bukan hanya Indonesia saja tapi juga seluruh dunia akan merasakan. Bahkan sudah ada beberapa negara yang sudah terdampak terkait dengan anjloknya pertumbuhan ekonomi serta tingginya inflasi" ujar presiden Jokowi dalam sebuah pertemuan.

Tentunya inilah yang kemudian menjadi kerisauan terbesar masyarakat Indonesia. Karena ketika tingkat perekonomian anjlok maka yang terjadi adalah tingkat PHK akan semakin bertambah, dan terutama lagi angka pengangguran di Indonesia akan semakin menumpuk. Menurut analisa salah satu pengamat politik dan kebangsaan Dr. Arqam Azikin M.Si, beliau mengatakan bahwa "Resisi yang akan Indonesia hadapi di tahun 2023 itu adalah salah satu dinamika yang akan membuat negara Indonesia akan semakin terpuruk, terutama pada pengambilalihan lahan terhadap Amerika pada Indonesia bagian timur".

Tentunya ini menjadi masalah yang perlu diretas sebelum pengalihan masa jabatan kepresidenan. Karena jangan sampai dinamika yang terjadi saat ini kemudian berlarut-larut sampai masa kepresidenan berikutnya. Apalagi 2 tahun yang akan mendatang ini akan terlaksana ajang bergengsi di Indonesia yaitu pemilihan umum secara serentak.


Aldy Nurdiansyah B 

(Jendral SKB IX)

(Dept. Hikmah Politik dan Kebijakan Publik)



Perempuan dalam Budaya Patriarki dan Pengaruh Betty Friedan serta Feminisme Gelombang Kedua

Budaya patriarki adalah suatu struktur sosial yang memberikan kekuasaan utama untuk laki-laki dan menetapkan perempuan dalam posisi subordin...