Selasa, 25 Juli 2023

Reparasi peran perempuan pada eskalasi ekonomi

 Perempuan dalam rana ekonomi sering kali diperhitungkan dalam melakukan pengakumulasian terhadap hal yang memiliki tingkat resiko yang tinggi, akan tetapi perempuan telah mengambil peran dalam berbagai sektor ekonomi dan berkontribusi pada pertumbuhan nilai ekonomi secara keseluruhan. Merujuk dari hal tersebut bahwa secara realitanya dapat terdefenisikan bahwa itu merupakan bentuk refresentasi yang dapat di akumulasikan menjadi suatu peningkatan atau bahkan menjadi salah satu faktor menurunnya nilai ekonomi yang telah dipertahankan, melalui langkah awal yang sering kali mendapatkan kecaman dari berbagai pihak. Meskipun demikian terdapat satu bentuk kemajuan inklusi di dunia kerja, yakni tantangan seperti memperbaiki nilai kesenjangan gaji yang merata, sebab terdapat isu yang perlu diatasi untuk mencapai kesetaraan yang lebih baik dalam bidang ekonomi. 

Sesuai dengan hal yang dikemukakan oleh mentri keuangan (menkeu) Sri Mulyani Indrawati, bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini berada dalam posisi yang stabil, baik itu dari sisi makro ekonomi, fiscal-moneter, juga sektor keuangan secara umum. Namun hal tersebut berbanding terbalik akan setiap ketimpangan yang terjadi seperti masih banyak para petinggi yang meraup sebagian besar jumlah dana pembangunan hingga miliyaran rupiah, nah apakah hal tersebut sidah luput dari pantauan kita sebagai masyarakat yang berhak atas kesejahteraan yang mungkin dapat diberikan?! Diamana juga terdapat beberapa bentuk sistem yang masih dipertahankan seperti sistem yang bersifat dinamis yang cenderung ke arah kapitalisme maupun kearah sosialisme. Dari hal tersebut pula kerap kali memberikan kebijakan secara mendadak yang wajib disesuaikan oleh masyarakat dalam bentuk inflasi, tingkat harga, pertumbuhan ekonomi, pendapatan produk domestik bruto (PDB) dan pengangguran. Hal tersebut termaktub pada pasal 33 UUD 1945, dalam sistem ekonomi pancasila (SEP) melalui badan pembinaan ideologi pancasila. 

Sehingga dari sejumlah tantangan yang ada, perempuan terus menunjukkan kekuatan, ketangguhan dan kemampuan dan kepintaran yang dimilikinya. Maka dari itu mereka menjadi bentuk inspirasi dalam kemajuan dengan kemampuan multitasking ketika mengatasi peran ganda sebagai ibu, pekerja dan juga pemimpin yang dimana perempuan bukan lagi sebagai bahan baku konstruk atau pembantu yang di klem sebagai budak perkembangan karena kurangnya lapangan kerja dengan alibi peningkatan kinerja perempuan dan pentingnya perempuan. Dalam usaha ini gerakan feminisme semakin di perjuangkan demi memperjuangkan kesetaraan hak yang selaras dengan tetap memberikan dukungan satu sama lain sebagai perempuan dan menciptakan gebrakan baru dalam menghargai setiap kontribusi melawan rekayasa perkembangan.



Oleh :

Nur ismi

Putri Nurhandayani.Y 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perempuan dalam Budaya Patriarki dan Pengaruh Betty Friedan serta Feminisme Gelombang Kedua

Budaya patriarki adalah suatu struktur sosial yang memberikan kekuasaan utama untuk laki-laki dan menetapkan perempuan dalam posisi subordin...