Sabtu, 20 Januari 2024

FEMINISME PROFETIK : Implementasi Nilai ke-ILAHI-an untuk Meraih Kesetaraan Gender



Tindakan atau langkah langkah menuju tujuan kesetaraan gender, yang disertai dengan orientasi moral atau rohaniah yang terinspirasi oleh ajaran keagamaan atau nilai-nilai spiritual. Ini menggambarkan perjalanan atau upaya yang diarahkan menuju visi kesetaraan dengan mengikuti jalan yang dianggap sesuai dengan prinsip-prinsip ilahi.

Kesetaraan sebagai Tugas Ilahi

Menapaki jalan ilahi menuju kesetaraan gender menunjukkan pandangan bahwa kesetaraan merupakan bagian dari tugas ilahi atau panggilan spiritual. Ini merujuk pada keyakinan bahwa mencapai kesetaraan adalah bukan hanya hak asasi manusia, tetapi juga kewajiban moral dan rohaniah. Dalam konteks agama-agama tertentu, kesetaraan dapat dianggap sebagai bagian dari tugas ilahi karena memperlakukan setiap individu dengan adil dan penuh hormat dianggap sebagai perintah dari Tuhan atau kekuatan spiritual yang lebih tinggi. Prinsip ini dapat tercermin dalam hukum agama, etika, dan panduan moral yang mengajarkan umatnya untuk memperlakukan sesama dengan cinta, keadilan, dan penghargaan.

Konsep kesetaraan ini sebagai tugas ilahi dapat diinterpretasikan dalam konteks nilai-nilai agama atau spiritual. Mayoritas agama mengajarkan prinsip-prinsip kesetaraan, keadilan, dan keberagaman sebagai bagian dari ajaran moral dan etika. Beberapa prinsip ini dapat ditemukan dalam ajaran agama-agama besar seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan lain-lain. Namun, interpretasi tugas ilahi dapat bervariasi tergantung pada keyakinan dan ajaran agama tertentu. Meskipun konsep kesetaraan dapat ditemukan dalam banyak ajaran agama, interpretasinya dan penerapannya dapat berbeda antara kelompok dan individu. Penting untuk diingat bahwa perspektif mengenai kesetaraan sebagai tugas ilahi dapat berbeda-beda tergantung pada sudut pandang agama atau spiritual yang diikuti.

Dalam konsep keseteraan ini, kita mengacu pada bagaimana kita melihat kesetaraan gender dari sudut pandang ilahia dan juga konsep positivistik. 

-Keadilan Menurut Ajaran Ilahi

Konsep ini mencerminkan pemahaman bahwa keadilan gender dapat diartikan dan diimplementasikan sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai keagamaan. Menapaki jalan ilahi artinya berusaha menciptakan masyarakat yang adil, seimbang, dan mencerminkan prinsip-prinsip moral. Maka dari itu keadilan dalam kesetaraan gender sangat di perlukan karena keadilan ini sangat terikat dengan moral atau nilai-nilai yang ada dalam ajaran agama. Dalam Islam, prinsip-prinsip keadilan gender dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadis. Meskipun terdapat perbedaan dalam peran gender, Islam menekankan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak dan tanggung jawab yang setara, di agama lain pun memiliki makna tertentu mengenai keadilan laki-laki dan perempuan walaupun tidak jauh berbeda dengan agama islam semisalkan agama Kristen memiliki interpretasi yang berbeda mengenai peran gender, tetapi banyak yang menekankan perlunya keseimbangan dan keadilan dalam hubungan suami-istri. Dalam Yudaisme, prinsip keadilan gender tercermin dalam konsep Tzedakah dan nilai-nilai etika. Pendidikan dan peluang yang setara dianggap penting untuk kedua jenis kelamin. Dalam Hinduisme, konsep Dharma (tugas moral) mencakup tanggung jawab gender. Meskipun ada perbedaan dalam peran gender, kedua jenis kelamin diharapkan untuk mematuhi prinsip-prinsip Dharma dan Karma

-Pandangan positif terhadap peran gender

Dlam hal ini pandangan positif terhadap peran gender juga terikat terhadap ajaran ilahi yang bermakna menghargai dan menghormati peran gender masing-masing dengan cara yang positif. Ini tidak hanya menghapuskan ketidaksetaraan, tetapi juga mengangkat martabat setiap individu sesuai dengan pandangan keagamaan.pandangan positif terhadap kesetaraan gender tercermin dalam pengakuan dan dukungan terhadap hak, tanggung jawab dan peluan yang setara terhadap semua individu tanpa adanya memandan jenis kelamin. Kesetaraan gender dilihat sebagai aspek mendasar dari keadilan dan hak asasi manusia. Semua individu, tanpa memandang jenis kelamin, memiliki hak untuk hidup dengan martabat, kebebasan, dan kesempatan yang setara.

Kesetaraan gender mendukung pemberdayaan perempuan dengan memberikan hak yang sama untuk berpartisipasi dalam semua aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan politik. Ini dianggap sebagai kunci untuk pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. kesetaraan gender dikaitkan dengan kemajuan sosial dan ekonomi. Ketika perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yangi ikut setara untuk berkontribusi, ini dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan inovasi dalam masyarakat.dan Kesetaraan gender di dalam pendidikan menghasilkan masyarakat yang lebih terdidik dan informasi. Memberikan akses yang setara ke pendidikan bagi semua, tanpa memandang jenis kelamin, menciptakan peluang yang lebih besar untuk perkembangan intelektual dan profesionalitas.

Kesetaraan Sebagai Ciptaan Ilahi mencerminkan ide bahwa kesetaraan antara pria dan wanita adalah bagian dari rancangan ilahi dengan Membangun kesetaraan yang sejalan dengan niat penciptaan yang adil dan seimbang. Dalam langkah-langkah kita, diilhami oleh cahaya ilahi, kita menapaki jalan kesetaraan gender dengan tekad dengan penuh keyakinan. Ini bukan sekedar keyakinan tetapi ini adalah perjuangan manusia terhadap tugas untuk memenuhi moral dan nilai-nilai yang mengalir dari kebijaksanaan yang lebih tinggi.

Sebagai perempuan di zaman sekarang kita harus mengangkat bendera kesetaraan dengan penuh kebanggaan dengan harga diri yang lebih tinggi karena di dalam diri kita tertanam nilai–nilai keagamaan, disinilah kita menemukan kekuatan untuk melawan ketidaksetaraan yang tersembunyi di balik bayang-bayang yang terjadi di masa lalu . Dalam wahyu ilahi, kita menemukan pandangan yang adil tentang setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin. Kesetaraan adalah bagian dari ciptaan yang mempesona, sebuah tugas suci untuk mewujudkan keadilan dalam setiap aspek kehidupan.

Setiap kata yang diucapkan, dalam setiap tindakan yang diambil, kita membawa cahaya kesetaraan. Kita menolak menjadi korban dari ketidaksetaraan, dan sebaliknya, kita menjadi pionir perubahan menuju keadilan yang mengalir dari sumber spiritual kita.

Perjalanan kita bukan hanya untuk diri kita sendiri , tetapi perjalanan ini untuk generasi yang akan mendatang. Dalam perjuangan untuk kesetaraan kita juga menjadi pelaksana visi ilahi untuk membentuk dunia yang lebih seimbang dan lebih adil. Dalam setiap tindakan yang kita ambil, membawa kita menuju cahaya kesetaraan. Kita berhak menolak menjadi korban dari ketidaksetaraan, dan sebaliknya kita harus menjadi pionir perubahan menuju keadilan yang mengalir dari sumber spiritual yang kita.

Feminisme profetik bukan hanya tentang sebuah gerakan, melainkan sebagai ekspresi dari kasih dan kebijaksanaan yang melekat pada perempuan dengan keyakinan dalam hati dan doa dalam jiwa, kita bergerak maju untuk menyuarakan hak-hak kita sebagai perempuan yang bermartabat dan penuh keberanian dalam bingkai kesetaraan ini kita menemukan kebebasan yang sejati, kebebasan untuk menjadi diri kita tanpa adanya batasan-batasan yang didasarkan oleh jenis kelamin. Kita memetik buah kesetaraan yang kita tanam didalam diri kita dengan penuh tekad dan penuh perjuangan.

Mari kita bersama-sama menjadi pelopor yang membawa pesan feminisme profetik kedalam setiap sudut pandang perempuan yang salin peduli terhadap satu sama lain, kita membangun jembatan kesetaraan bagi semua yang dibawah naungan kasihnya dengan bersatu kita memegang tuntunan ilahi . Bersama, kita merangkul kebijaksanaan ilahi, memperkuat tekad kita sebagai wanita yang bermartabat yang ber etika mari berjalan dengan kesetaraan seiring dengan irama takdir yang sudah tertulis di lauhulul mahfudz.


Rezky Amelia - Departemen Bidang Organisasi Direktur keuangan SKI JILID 8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perempuan dalam Budaya Patriarki dan Pengaruh Betty Friedan serta Feminisme Gelombang Kedua

Budaya patriarki adalah suatu struktur sosial yang memberikan kekuasaan utama untuk laki-laki dan menetapkan perempuan dalam posisi subordin...