ILA ARMILA
Kabid Ekonomi dan Kewirausahaan periode 2025-2026
Di dalam sunyi ruang-ruang pembelajaran yang jarang disorot, tumbuhlah perempuan-perempuan tangguh. Mereka bukan hadir untuk bersolek di panggung-panggung formalitas, tapi untuk menyulam makna di balik proses yang seringkali sunyi, melelahkan, dan penuh tanya. Dalam naungan kaderisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), perempuan menapaki jalan panjang yang tidak selalu ramah. Namun justru di situlah, mereka belajar tumbuh.
Bunga tidak serta merta mekar dalam semalam. Ia berasal dari akar yang menghujam, dari benih yang disiram dengan air komitmen, cahaya keikhlasan, dan tanah perjuangan yang keras. Perempuan dalam proses kaderisasi bukan hanya peserta, mereka adalah subjek gerakan. Mereka belajar berpikir kritis, menyuarakan nilai, dan membawa pesan kemanusiaan yang tak sebatas pada ruang-ruang diskusi.
Di balik segala narasi perjuangan itu, perempuan sering kali memikul beban ganda. Menjadi intelektual, menjadi pelayan umat, menjadi manusia yang tetap setia pada dirinya sendiri. Tantangannya tidak kecil: kultur patriarki yang masih samar terasa, ekspektasi ganda dari lingkungan, hingga keraguan dari dalam dirinya sendiri. Namun justru dari sana, kekuatan itu dirajut. Perempuan IMM tidak tumbuh karena keadaan yang nyaman, tapi karena tantangan yang membentuk.
Menjadi perempuan di ruang kaderisasi berarti belajar untuk tidak diam. Suara mereka bukan hanya lantang di forum-forum resmi, tapi juga hadir dalam keputusan-keputusan kecil yang penuh nilai. Mereka menjadi penggerak yang sadar arah, bukan sekadar pelengkap yang pasrah pada arus. Mereka menciptakan ruang aman bagi sesama, menjaga nilai, dan tetap tegar meski kerap tak terlihat.
Bunga yang tumbuh dari akar perjuangan bukan sekadar cantik, ia kuat. Ia bisa mekar di tengah tanah yang tandus, bahkan di tengah tekanan dan ketidakpercayaan. Dan di dalam Ikatan ini, bunga-bunga itu terus tumbuh. Mereka menyapa masa depan dengan harapan, bukan ketakutan.
Karena perempuan bukan hanya bagian dari gerakan. Mereka adalah nafasnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar