Di masa saat ini begitu banyak hal yang sering kali di tampilkan hanya semata-mata sebagai hiburan yang memuaskan dalam waktu yang singkat, sehingga kadang kala kita lupa apakah kita sudah melakukan reserch akan hal-hal yang tersuguhkan untuk kita?, jawabannya mungkin tidak, sebab kadang kita lupa. Untuk itu meski ada beberapa diantara kita yang akan melakukan filterisasi akan hal tersebut. Ruang yang kita katakan sebagai jendela dunia memiliki kecenderungan akan mengotomatisasikan setiap pergerakan agar tercapai dunia yang efektif pada digitalisasi untuk kemudahan akses ribuan manusia sebagai penikmat. Tapi sadarkah kita, kita hanya sebatas penikmat tanpa penghasilan yang seharusnya dapat melakukan hal lebih di kondisi perkembangan saat ini, dimana kita saling memberikan bantuan atau bekerja sama dengan bersinergi pada hal yang kita sepakati untuk di capai.
Selain itu dalam sinergitas kita akan lebih mudah merefleksi apakah diri kita sudah melakukan hal itu dengan baik atau tuntas? Apakah suara yang kita punya tidak bisa didengar oleh mereka yang memiliki kekuasaan? Atau bahkan kita sudah menjadi bagian dari mereka tanpa kita sadari sedikitpun! Dimana, akhir-akhir ini begitu banyak pembungkaman untuk setiap suara mahasiswa demi keuntungan politik! Hilangnya suara mahasiwa untuk persyarikatan? Ada apa dengan suara yang terbungkam!? Adakah kepuasan yang dihadirkan untuk kenyamanan sesaat itu? tapi yg ada saat ini ketika memilih bersuara sama halnya kita memilih untuk di hitamkan oleh pandangan yang meng-ingikan setiap suara sebagai komoditas politik. Tanpa memperdulikan sekian jiwa hidup tidak akan mampu terhidupi ketika hanyak satu kepentingan yang ingin di selamatkan.
Dunia selalu punya bagian yang memberikan setiap manusianya pernyataan, pertanyaan dalam dialektika ke sesama individu atau ke diri sendiri. Banyak pula suara yang hadir seraya mendukung pembebasan suara tanpa mereka sadari mereka tidak pernah memberikan ruang suara secara penuh bagi para mahasiswa yang melakukan perlawan terbsebut, dimana kita lihat para mahasiswa akan dicap sebagai generasi yang rusak karena suaranya tidak di gunakan dengan baik, mahasiwa pun akan langsung di berikan tindakan keras ketika bersuara, jadi kebungkaman apa lagi yang harus diperlihatkan? Suara saipa yang wajib di dengarkan! Siapa yang bisa membebaskan tiap-tiap suara yang terkunci itu dan bagaimna kita mengetahui bahwa perkembangan ini mendukung kita untuk saling bersinergi satu sama lain bukan untuk saling menguliti dengan bernegosiasi untuk menaikkan kepentingan individualitas kita, maka dari itu perlu kita menelisik kembali bagaimna bentuk yang dapat kita lakukan untuk lebih melebarkan ruang diskusi untuk suara yang tertahan, suara yang tertinggal bahkan untuk langkah yang telah mati, agar kembali ke jalur pembebasannya. Kita sama² mengetahui bahwa Hak setiap orang di kacamata hukum itu sama, tidak ada yang membedakan kecuali terjadinya kesalahan atau pelanggaran didalamnya, sebab jalan manusia hanya dua tujuan menjadi pemenang hidup atau pecundang hidup.
Sehingga kita wajib untuk saling menggaungkan rangkulan sinergitas sesama dalam menyuarakan persamaan hak, juga kesempatan karena tiap-tiap individu itu sama dan memiliki keahliannya, belajar untuk membebaskan diri dari keterikatan yang tidak seharusnya, membebaskan jiwa untuk keluar dari zona nyaman, serta membebaskan langkah untuk menjejaki setiap jalur-jalur perlawanan terutama pada ketidakadilan & penindasan yang kita alami. Meskipun hal tersebut kecil nampaknya namun ketahuilah bahwa hal besar dan kerusakan besar itu berawal dari langkah kecil yang selalu disepelekan!!
Putri Nurhandayani Y
(Sekretaris Bidang IMMawati PIKOM IMM FISIP Periode 2023-2024)
(Alumni SKI VII PIKOM IMM FISIP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar