PUTRI NURHANDAYANI. Y
(KETUA BIDANG IMMAWATI)
Setiap tanggal 25 November, Indonesia memperingati Hari Guru, hari yang seharusnya menjadi momen bagi kita semua untuk menghargai jasa para pendidik yang telah mendedikasikan hidup mereka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, jika kita menoleh ke belakang dan melihat perjalanan tiga tahun terakhir, peringatan ini bukan hanya soal merayakan keberhasilan, tetapi juga refleksi mendalam tentang tantangan, kesulitan, dan perjuangan besar yang dihadapi oleh guru di Indonesia. Pandemi Covid-19 : Perubahan Radikal dalam Dunia Pendidikan 2020, dimana pada tahun 2020 menjadi awal yang penuh tantangan bagi dunia pendidikan. Pandemi COVID-19 memaksa seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk melakukan perubahan besar-besaran dalam sistem pembelajaran. Sekolah-sekolah ditutup, dan pembelajaran dilakukan secara daring. Hal ini menuntut guru untuk beradaptasi dengan cepat terhadap teknologi, beralih dari metode tatap muka ke platform online yang sebelumnya mungkin tidak begitu dikenal oleh sebagian besar pendidik.
Namun, tantangan terbesar tidak hanya terletak pada kemampuan teknis. Tidak semua guru memiliki fasilitas yang memadai untuk mengajar secara daring, seperti perangkat komputer atau koneksi internet yang stabil. Begitu juga dengan para siswa yang tinggal di daerah terpencil, di mana akses terhadap teknologi sangat terbatas. Guru harus menjadi fleksibel dan kreatif untuk terus memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan untuk belajar. Guru-guru di Indonesia pun harus menyesuaikan kurikulum yang ada dengan situasi yang sangat dinamis. Mengajar melalui layar komputer bukanlah hal yang mudah, terutama ketika menyangkut interaksi sosial dan pemahaman materi secara mendalam. Banyak yang merasa terisolasi dan tidak memiliki dukungan yang cukup. Selain itu, beban kerja yang semakin meningkat, karena harus mempersiapkan materi ajar yang bisa dipahami siswa dalam format digital, membuat sebagian besar guru merasa kelelahan mental dan fisik.
Pemulihan Pendidikan dan Kembali ke Pembelajaran Tatap Muka di Tahun 2021, Setelah sekitar satu tahun penuh menjalani pembelajaran daring, pada tahun 2021, beberapa daerah di Indonesia mulai kembali membuka sekolah secara terbatas, dengan protokol kesehatan yang ketat. Meskipun banyak guru yang merasa lega karena bisa kembali bertemu dengan siswa secara langsung, proses transisi ini juga penuh tantangan. Di satu sisi, ada kegembiraan karena bisa berinteraksi langsung dengan siswa, tetapi di sisi lain, pandemi meninggalkan dampak psikologis yang dalam. Banyak siswa yang mengalami kesulitan beradaptasi setelah berbulan-bulan hanya belajar dari rumah. Guru harus ekstra sabar dan memahami kondisi psikologis siswa yang mungkin kehilangan motivasi belajar atau bahkan kesulitan dalam mengejar materi yang tertinggal. Sementara itu, ketidakpastian mengenai kapan pandemi akan berakhir membuat banyak guru terus merasa tertekan. Protokol kesehatan yang ketat juga memperkenalkan tantangan logistik, seperti pembatasan jumlah siswa dalam kelas, yang mempengaruhi cara guru mengajar dan mengelola kelas.
Kemajuan Teknologi dan Kurikulum merdeka belajar 2023-2024, seiring dengan perbaikan dalam situasi pandemi, pemerintah Indonesia mulai memperkenalkan konsep "Merdeka Belajar" yang dirancang untuk memberikan kebebasan lebih kepada siswa dan guru dalam menentukan cara dan metode belajar yang lebih sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Dalam konsep ini, guru diberi kebebasan lebih dalam mengatur proses pembelajaran, tidak hanya berfokus pada hasil ujian, tetapi juga pada pengembangan keterampilan dan karakter siswa. Namun, implementasi Merdeka Belajar menghadapi tantangan tersendiri. Banyak guru yang masih kesulitan beradaptasi dengan pendekatan ini. Meski ada pelatihan dan pembekalan yang diberikan, tidak semua guru memiliki pemahaman yang sama mengenai penerapan kebijakan ini, terutama di daerah-daerah dengan keterbatasan akses ke sumber daya. Di beberapa daerah, guru masih terikat dengan tradisi mengajar yang lebih konvensional dan kurang terbuka dengan metode-metode baru. Di sisi lain, pandemi yang belum sepenuhnya berakhir menambah kesulitan bagi para guru. Pengajaran yang seharusnya lebih fleksibel justru terbentur oleh infrastruktur yang terbatas, sehingga tidak jarang guru-guru di daerah terpencil merasa tertinggal dalam hal teknologi dan pengembangan diri. Dengan kondisi ini, para guru kembali harus menghadapi perjuangan ekstra, baik dari segi profesionalisme maupun kesejahteraan mereka.
Isu Kesehjateraan dan Perhargaan terhadap Guru, merupakan salah satu aspek yang tak kalah penting adalah isu kesejahteraan guru yang terus menjadi sorotan. Meskipun pemerintah telah berupaya memperbaiki tunjangan dan fasilitas bagi guru, kenyataannya banyak guru yang masih merasa penghasilan mereka tidak sebanding dengan beban kerja yang mereka tanggung. Banyak guru honorer yang tetap menghadapi ketidakpastian masa depan, sementara guru PNS pun harus berjuang menghadapi tantangan beban kerja yang semakin tinggi dengan kondisi yang semakin sulit. Keputusan pemerintah untuk menambah tunjangan guru dan memperkenalkan beberapa program peningkatan kualitas guru memang menjadi angin segar, namun proses implementasinya yang tidak merata, terutama di daerah-daerah tertentu, membuat perbedaan yang signifikan dalam kesejahteraan guru di Indonesia. Banyak guru yang merasa kurang dihargai atas dedikasi yang mereka berikan, apalagi ketika pengakuan dan penghargaan terhadap profesi ini lebih sering datang dari masyarakat, bukan dari kebijakan pemerintah.
Menyongsong Masa Depan dimana peringatan Hari Guru tahun ini menjadi refleksi penting tentang perjalanan profesi guru di Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Dari perubahan drastis karena pandemi COVID-19, peralihan menuju pembelajaran tatap muka dengan segala tantangannya, hingga upaya pemerintah dalam menghadirkan kebijakan Merdeka Belajar dan program peningkatan kualitas guru. Semua peristiwa ini menunjukkan bagaimana guru terus beradaptasi dan berjuang di tengah segala keterbatasan. Namun, kita tidak boleh berhenti di sini. Guru adalah pahlawan yang tak terlihat, yang bekerja keras setiap hari untuk membentuk masa depan bangsa. Oleh karena itu, sudah saatnya kita memberikan lebih banyak dukungan dan penghargaan terhadap mereka. Tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga penghargaan atas peran mereka dalam mencerdaskan anak bangsa. Hanya dengan dukungan yang kuat, guru akan mampu menghadapi tantangan masa depan dan memberikan yang terbaik bagi generasi penerus bangsa. Mari kita rayakan Hari Guru ini dengan mengenang pengorbanan mereka dan berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, agar guru dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik, dan siswa dapat meraih masa depan yang lebih gemilang.